Topik ini selalu saja kontroversial sejak jaman dulu. Ada dua kelompok ekstrem : yang satu mendewakan uang bahwa uang adalah segala-galanya sementara kelompok yang kedua anti-uang: uang tidak bisa membeli kesehatan, kebahagiaan maupun tidur yang nyenyak. Lalu mana yang betul? Seperti dikatakatan Mario Teguh dalam acaranya “Mario Teguh Golden Ways”, segala sesuatu yang “terlalu” itu tidak baik. Seharusnya kita berada di tengah, yang menganggap uang itu penting tetapi kita berkuasa untuk mengatur dan menggunakannya dengan cara yang bijak. Kita jadi bosnya uang dan bukan sebaliknya, dalam memperolehnya kita bekerja sesuai prioritas yang benar. Ada banyak aspek agar menjadi sukses dan bahagia, uang hanyalah salah satu aspek diantaranya. Hanya dengan melakukan yang benar, kita akan merasa nyaman dan bahagia karena itu kita perlu memiliki paradigma yang benar pula tentang uang.
Uang hanyalah alat penukar yang sah dan uang itu netral-tidak jahat dan tidak baik. Dengan sarana uang kita bisa memenuhi kebutuhan hidup kita. Kita perlu menempatkan uang pada posisi yang “pas”, mengapa? Karena ketika kita mengutamakan uang menjadi prioritas nomor satu maka kita akan mengorbankan kepentingan lain yang sesungguhnya lebih penting sehingga hidup kita kacau dan tidak bahagia. Tanpa kita bahas disini, begitu banyak tulisan yang menjelaskan negatifnya uang. Masalahnya pada prioritas kita yang salah bukan uangnya yang salah! Sebaliknya ketika kita membenci uang maka pikiran bawah sadar kita akan menolak dan menghindari segala sesuatu yang kita benci. Akibatnya uang akan menjauh dari hidup kita sedangkan kita membutuhkannya sebagai salah satu sarana untuk hidup.
Uang tidak bisa membeli kebahagiaan.
Demikian pula,
kemiskinan tidak bisa membeli kebahagiaan.
Leo Rosten