Articles, Travelling

SWITZERLAND

DSC05093

Lukisan JR Mural: UNFRAMED

Mata saya terpaku pada gambar yang tercetak di sebuah buku panduan wisata Swiss, saat kami tiba di airport Zurich. Lukisan di tembok besar yang unik. Wow… di mana ini? Keren sekali!  Saya mencoba bertanya di mana tempat ini berada, namun baik petugas airport mau pun sopir taxi tidak tahu. Somewhere in Switzerland, ujar mereka. Ya, saya sudah tahu itu. Tapi saya ingin mengunjungi tempat yang amazing ini. Saya betul-betul jatuh cinta dan ingin foto di sana!

 

Swiss memang cantik. Kami berkeliling spesial mengunjungi Swiss tahun 2012. Zurich memiliki perpaduan antara bangunan-bangunan tua khas Eropa yang unik dengan fasilitas pertokoan yang menjual berbagai macam barang-barang ber-merk terkenal, cocok untuk penggemar shopping.Dari Zurich kami ke Lucern menikmati keindahan kota, budaya, tempat menarik dan tentu saja makanannya yang lezat. Udara yang sejuk, pemandangan yang indah serta penduduk setempat yang ramah serta bersahabat, membuat hati terasa nyaman dan gembira.

Sistim transportasinya praktis, nyaman dan on-time. Kami membeli Swiss Pass sehingga bebas untuk menggunakan semua transportasi di Swiss tanpa harus membayar lagi. Dari bus, train, tram, subway, hingga boat. Hanya di tempat-tempat tertentu seperti naik cable-car ke Gunung Matterhorn di Zermatt, atau ke Schilthorn di mana film “On Her Majesty’s Service” -James Bond 007 dibuat , atau glacier 3000; juga ketika naik kereta panoramik yang khusus dibuat untuk menikmati pemandangan, harus membayar sedikit tambahan biaya. Itu pun dengan diskon karena memiliki Swiss Pass. Yang lebih menyenangkan dengan Swiss Pass ini, setiap anak berusia 6-16 tahun free jika ditemani setidaknya satu orang dewasa. Sedangkan untuk remaja antara 17-25 tahun ada Youth Ticket yang murah.

 

Kami naik kereta api paling lambat, Glacier Express, dari Zurich ke Saint Moritz. Mengapa kereta paling lambat? Karena kereta api ini di design agar penumpangnya bisa menikmati keindahan pemandangan di sepanjang perjalanan. Melewati pegunungan, lembah, jembatan, desa-desa yang indah di Swiss. Kaca kereta api besar hingga ke atap. Untuk first class, kursinya bisa di putar ke depan dan belakang, dilengkapi dengan meja. Para penumpang bisa menikmati hidangan, minum kopi selama dalam perjalanan. Sungguh nikmat!

Processed with Moldiv

Searah jarum jam:

Glacier Express Train, Kota Zermatt,

Nisan pendaki gunung yang meninggal saat mendaki gunung Matterhorn,

Gunung Matterhorn, Mobil listrik di Zermatt, Schilthorn & Matterhorn, Schilthorn,

Glacier 3000, Snowbus di Glacier 3000.

 

Penginapan kami di Saint Moritz berupa rumah tua di tepi danau. Di dalamnya penuh dengan patung dan ornament tua khas Eropa. Serasa hidup di abad ke 16. Sedangkan di Zermat kami memilih tinggal di chalet , villa kayu khas Swiss. Mengagumkan!

Gunung Matterhorn adalah gunung es sepanjang masa. Baik dari Saint Moritz, Glacier 3000, Jungfrau dan Schilthorn , sesungguhnya kita melihat keindahan Gunung Matterhorn dari berbagai sisi yang berbeda. Gunung ini merupakan bagian dari pegunungan Swiss Alpen yang terkenal. Dari puncak Matterhorn, bisa dinikmati kecantikan perbatasan Swiss dan Italia dengan panorama 360 derajad yang memukau. Kisah tentang keindahan kota Zermatt bisa dibaca dalam artikel “Sikap Seorang Petualang”.

Processed with Moldiv

Searah Jarum Jam: MountBlanc, MountBlanc’s Tunnel, MountBlanc,

Kantor PBB di Geneva, Simbol Kursi Patah Raksasa di Markas PBB.

 

Perjalanan dilanjutkan ke kota Geneva di mana markas PBB berada. Kota besar yang cantik dan ramai, dengan air mancur: The Jet d’Eau, yang menjadi landmark kota ini. Gunung Mount Blanc yang berada di perbatasan Swiss dan Perancis, tidak lupa kami kunjungi. Dari puncak Mount Blanc dapat dinikmati keindahan panorama Perancis. Dalam perjalanan dengan Cable Car menuju ke puncak Mount Blanc, Elisa, putri sulung kami, bertemu dengan rombongan pendaki yang akan menaklukkan puncak Mount Blanc. Elisa sudah tidak sabar lagi, karena dia akan climbing di dekat kota Interlaken.

 

Berdekatan dengan Geneva adalah kota Montreux. Chatteu De Chillon adalah kastil terkenal yang menjadi jujugan turis yang berkunjung ke sana. Beruntung saat kami di sana, tengah berlangsung festival music Jazz sehingga kota menjadi sangat ramai. Pengunjung dari berbagai kota datang meramaikannya.

Ada desa kecil bernama Vevey yang ingin kami kunjungi. Di tepi kota Montreux. Saya tidak memperoleh informasi dari agen tur mau pun teman-teman yang pernah ke Swiss. Tetapi saya melihat foto cantik dari turis India di internet. Kami memutuskan untuk mengunjunginya. Setelah mengunjungi Kastil Chatteu De Chillon, kami naik bus menuju Desa Vevey. Perjalanan hanya sekitar 30 menit. Dan …. Saya terpukau!

Begitu memasuki Vevey, tepat di ujung jalan, berdiri lukisan di dinding yang saya cari. Wow….luar biasa! Amazing!

Ternyata lukisan di dinding itu dilukis oleh JR Mural, diberi judul Unframed. Kami segera turun dan mengambil foto di sana. Hati ini begitu riang dan mata saya berbinar-binar. Saya benar-benar jatuh cinta. Tuhan sungguh baik. Apa yang tidak terpikirkan, Tuhan berikan. Monumen yang anggun menyambut wisatawan yang datang.

Yang lebih menyenangkan lagi di dekatnya, ada museum makanan milik nestle yang terletak di tepi danau cantik dengan sebuah garpu di sana. Unik sekali!

Tidak jauh dari sana, ada patung aktor film bisu yang terkenal, Charlie Chaplin berdiri di tepi danau. Charlie Chaplin menghabiskan masa tua hingga meninggalnya di desa Vevey yang asri.

 

Processed with Moldiv

Vevey, searah jarum jam:

Patung Charlie Chaplin di tepi danau, chateu de chillon castle, Garpu di depan Museum Nestle

 

Interlaken kota yang strategis menuju Jungfrau dan Schilthorn. Bern, Luzern dan Zurich tidak jauh pula. Letak Interlaken yang strategis menjadi pilihan kami bermalam saat mengeksplorasi daerah sekitarnya. Hotel kami menyediakan sepeda gratis, menjadi pilihan transportasi praktis untuk keliling kota.

 

Schilthorn tempat apik dengan resto yang bisa berputar 360 derajad dalam waktu 55 menit di puncaknya, dipilih untuk shooting film James Bond 007 “On Her Majesty’s Secret Service”. Dalam film ditampilkan jalur ski hitam yang terkenal, dimulai dari puncak Engetal turun ke bawah hingga ke Birg. Lapisan salju putih yang menghiasi gunung di antara awan-awan menyajikan pemandangan nan memukau.

 

Sedangkan untuk mengekplorasi keindahan Glacier 300, kami memilih menginap di Gstaad, tempat terkenal di mana banyak artis-artis dunia memiliki villa pribadi. Hotel di sana berbentuk chalet, villa kayu khas Swiss. Gstaad car fee village dengan toko-toko yang nyaman untuk bersantai, berbelanja di pusat desa. Untuk menikmati Glacier 3000 harus mengendarai Snowbus, bus dengan roda khusus untuk berjalan di salju. Seharusnya kami memesan Dog Sledding, kereta khusus yang ditarik oleh beberapa anjing, namun ternyata cuaca tidak memungkinkan sehingga perjalanan dibatalkan.

 

Bern , ibu kota Swiss, adalah kota terakhir yang kami kunjungi sebelum pulang ke Indonesia dari Zurich airport. Di kota ini Albert Einstein tinggal di flat The Kramgasse 49 dari tahun 1903 sampai tahun 1905, yang terkenal dengan julukan Einsteinhaus. Kota yang indah dan memiliki berbagai monumen penting yang indah. Kami mengunjungi The Zentrum Paul Klee, museum yang didedikasikan untuk seniman Paul Klee. Di sana dipamerkan berbagai lukisan tempat-tempat indah di Eropa, khususnya. Bangunan museum yang unik ini di design oleh arsitek Italia, Renzo Piano.

 

Swiss, salah satu negara favorit saya. Selain pemandangannya yang indah, fasilitas yang serba praktis dan masyarakatnya yang bersahabat, perjalanan ke Swiss juga mengajarkan banyak hal secara pribadi; Tidak semuanya mulus. Ketika climbing, Elisa kehilangan tustelnya. Tuhan memang tidak pernah menjanjikan hidup selalu mulus, namun pengalaman yang diperoleh Elisa juga amat berharga, tak tergantikan. Tuhan baik. Sehari sebelumnya, Tuhan mendorong Elisa untuk mengcopy semua foto-fotonya ke laptop.

 

Pelajaran lainnya, jangan pernah takut untuk berharap. Saat menginginkan sesuatu, endapkan dalam hati keinginan itu. Bahkan saat itu saya hanya berbisik sambil lalu kepada Tuhan, keingingan saya berfoto dengan lukisan di dinding , ternyata Tuhan mengabulkan keinginan saya tanpa terduga.

Berharaplah kepada Tuhan senantiasa!!!

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Diocletian’s Palace, Split.
Ronda: The Most Romantic Place in Spain
Plitvice Lakes National Park, Sea Organ & The Sun Salutation   

Leave Your Comment