Articles

Perusahaan Keluarga, Pendidikan & Suksesi…

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Perusahaan Keluarga, Pendidikan & Suksesi…

If GOD does not change your situation, He will transform you THROUGH it!

Jika Tuhan tidak mengubah situasi Anda, Dia akan mengubah Anda MELALUI itu!

Dieeenk….

Kerap kita mengeluh, marah kepada Tuhan, mengapa doa tidak kunjung terjawab.
Menganggap Tuhan tidak peduli, tidak setia dan tidak sedikit yang kecewa lalu meninggalkan-Nya.

Ketika semakin dewasa rohani, kita menoleh ke belakang, ternyata karakter dan kualitas kita yang outstanding, luar biasa, tercipta saat melewati saat-saat sulit, bertahan dan jadilah kita pribadi yang ulet, tahan banting dan pantang menyerah.

Sama seperti melatih otot, tidak ada otot kuat yang terbentuk tanpa latihan beban dan tentu saja menimbulkan rasa sakit. Terus konsisten melatihnya… melawan rasa sakit, ternyata makin lama beban yang semula berat, sekarang makin ringan…
Yeeeeaaaayyy…. sudah naik kelas!
Kita bangga dengan hasil yang dicapai.

Dalam setiap bidang prosesnya sama.
Pernah dengar istilah dalam bisnis: generasi pertama membangun, generasi ke dua mengembangkan, dan generasi ke tiga menghancurkan?

Istilah“generasi pertama membangun, generasi kedua mengembangkan, dan generasi ketiga menghancurkan” sering digunakan dalam konteks bisnis keluarga dan warisan keluarga. Ini mencerminkan siklus umum yang dialami banyak perusahaan keluarga di seluruh dunia.

Generasi Pertama: Membangun
Generasi pertama biasanya adalah pendiri perusahaan atau keluarga yang memulai usaha dari nol.
Mereka bekerja keras, penuh semangat, dan rela berkorban untuk membangun bisnis.
Fokus mereka menciptakan pondasi yang kuat untuk masa depan.

Generasi Kedua: Mengembangkan.
Generasi kedua menerima warisan bisnis yang sudah terbentuk. Mereka cenderung memiliki pendidikan yang lebih baik dan akses ke teknologi baru. Fokusnya adalah mengembangkan bisnis, memperluas pasar, dan memperkenalkan inovasi.

Sedangkan Generasi Ketiga: Menghancurkan.
Why?
Generasi ketiga sering kali tumbuh dalam kenyamanan finansial. Kebanyakan dari mereka, kurang memahami kerja keras yang diperlukan untuk membangun bisnis.
Tanpa bimbingan yang baik, mereka berisiko menghabiskan atau merusak apa yang telah dibangun oleh generasi sebelumnya.

Mengapa Siklus Ini Terjadi?
Beberapa alasan umum siklus ini meliputi, kurangnya pendidikan dan pelatihan bisnis untuk generasi penerus.

Konflik keluarga dan kepentingan pribadi yang bertentangan. Dan perubahan nilai-nilai dan kurangnya rasa tanggung jawab.

Jika ditelusuri ulang, mengapa generasi pertama bisa sukses?
Karena mereka bekerja keras memulai dari nol. Bahkan sebagian besar konglomerat pun memulai dari kondisi yang sangat miskin.
Tiap hari makannya hanya bubur dan ikan asin, agar hemat.

Justru tekanan inilah yang ‘memaksa’ mereka berjuang agar bertahan hidup dan meraih kemajuan. Jatuh bangun, berulangkali gagal dNan bangkit kembali, yang membuat mereka menjadi pribadi yang kuat dan tahan uji.

Sementara generasi ke tiga, generasi yang lahir dalam kenyamanan. Semua serba tersedia, bahkan memperoleh fasilitas melampaui apa yang dibutuhkan.
Akibatnya, tidak sedikit yang menghambur-hamburkan uang orangtuanya, karena merasa itu uangnya pribadi. Mengira harta orangtua adalah harta miliknya.

Sungguh menarik apa yang diajarkan Nancy Dufresne, dalam mendidik anaknya.
Dengan tegas dijelaskannya, bahwa baju, makanan dan faslitas apa pun yang dinikmati anak, adalah milik orangtuanya. Sehingga anak lebih bertanggungjawab, tahu terimakasih karena sadar dia berhutang budi pada orangtuanya.
Wow….

Terbukti tekanan, masalah, perjuangan merupakan bagian yang diperlukan dalam kehidupan. Tidak ada otot kuat tercipta, tanpa latihan beban yang berat.

Itulah sebabnya, kadang Tuhan tidak menolong kita agar terlepas dari tantangan dan persoalan yang kita hadapi, sebaliknya Dia menguatkan, memberikan pewahyuan, mempertemukan kita dengan ‘pelatih kehidupan’ agar kita mampu melewatinya menjadi pemenang dan menjadi pribadi yang tangguh. Naik level, makin terampil.
Sehingga kelak kita bisa membagikan pengalaman ini kepada generasi mendatang dan menjadi berkat bagi sesama.
Apa pun yang kita alami, itu masa persiapan karena Tuhan sedang mempersiapkan kita mencapai hal-hal yang besar bagi kemuliaan-Nya.

Hidup kita menjadi demonstrasi kebaikan-kebaikan Tuhan dan apa yang bisa dicapai oleh seseorang yang sungguh-sungguh bersedia menyerahkan diri dan diproses, dari batu yang buruk rupa menjadi ‘permata’ yang mahal.

Lalu, bagaimana cara menghindari agar generasi ke tiga bisa tetap melanjutkan bisnis keluarga yang bertahan bahkan makin sukses lagi?

Dalam hal pendidikan, ajarkan keterampilan bisnis kepada generasi berikutnya.
Tanamkan nilai-nilai kerja keras dan tanggung jawab.
Buat rencana suksesi yang jelas untuk mengelola transisi kepemimpinan.

Istilah ini menjadi pengingat bahwa keberhasilan tidak bisa dianggap remeh dan membutuhkan upaya berkelanjutan dari setiap generasi.

Warren Bennis berujar, “Pemimpin sejati tidak menciptakan pengikut, mereka menciptakan lebih banyak pemimpin.

Sementara Lee lacocca berpesan, “Anda harus memandang suksesi seperti perlombaan estafet. Penting untuk menyerahkan tongkat dengan lancar agar tim bisa terus maju.”

Mari kita mempersiapkan para pemimpin masa depan dan suksesi yang sukses!

“Succession planning is the primary job of every leader. If you don’t have a successor, you haven’t done your job as a leader.” — Jack Welch.

“Suksesi adalah pekerjaan utama setiap pemimpin. Jika Anda tidak mempersiapkan penerus, berarti Anda gagal sebagai pemimpin.” – Jack Welch.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#seruputkopicantik
#yennyindra
#Inspirasi Kebaikan #MotivasiKebaikan
#PribadiBerkualitas #BerbagiDenganSesama

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Tanah Raib Tak Berbekas? Ini Cara Meraihnya Kembali!
Ber-IMAN atau ke DOKTER?
Rendah Hati Atau Egois?