Mengapa sebagian orang percaya berpindah dari kematian kepada kehidupan, kegelapan kepada terang, kekacauan kepada keteraturan dan depresi kepada sukacita, sementara orang percaya lainnya tampaknya terus terjebak dalam kesengsaraan, kegagalan kronis serta kehidupan yang penuh dengan drama dan kekurangan?
Bukankah semua orang percaya telah dijadikan ciptaan baru? Bukankah kita semua dipenuhi dengan kehadiran dan sifat Tuhan? Mengapa hasilnya sangat berbeda? Apakah Tuhan mengasihi beberapa orang lebih dari yang lain, ataukah Dia memperlakukan beberapa orang lebih baik daripada yang lainnya?
Tuhan bukanlah variabel. Tuhan selalu dan terus-menerus baik, tidak berubah dan telah menyediakan setiap kebutuhan manusia melalui Injil. Memahami sifat Tuhan yang sesungguhnya adalah langkah awal untuk membebaskan diri dari kegagalan, kehilangan serta sakit hati.
Variabelnya selalu manusia.
Pertimbangkan hal berikut :
“Umat-Ku binasa karena kurang pengetahuan.” (Hosea 4:6). “Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.” Matius 13:15 (TB). “……. dan mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.” 2 Timotius 4:4 (TB). “mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.” 2 Tesalonika 2:10 (TB).
Pilihan ada pada Anda sendiri.
Anda dapat memilih masa depan serta takdir Anda. Anda dapat mengizinkan Roh Kudus mengasihi melalui Anda. Anda dapat memilih untuk menerima sukacita Tuhan, memperbarui pikiran Anda, berdoa dalam Roh, menjadi pelaku Firman, memberi, mengampuni, serta hidup oleh iman.
Tuhan bukanlah variabel dalam hidup kita. Anugerah merupakan persediaan yang konstan serta berlimpah bagi setiap kebutuhan. Variabelnya adalah keinginan kita. Kita memilih untuk pasif atau aktif dalam hubungan kita dengan Tuhan.
“Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” Ibrani 11:6 (TB).
[Repost ; “God Is Not The Variable”, – Barry Bennett, Penerjemah Yenny Indra].
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN
Suatu ketika teman-teman Charis sedang berkumpul di rumah. Kami sedang menikmati makanan sambil kongkow di gazebo. Nach tepat di sisi kanan gazebo ada pohon durian.
“Pohon durian ini meski cukup besar, tidak akan berbuah. Karena dahannya kelihatan masih kecil, belum mampu untuk menopang buahnya. Mesti tunggu, hingga dahan cukup besar dan mampu untuk menopang buahnya, baru durian ini akan berbuah. Tuhan tahu saat yang tepat, supaya pohon ini berbuah, ” ujar Drg. Iwan tiba-tiba.
Wow…. Ungkapan sederhana ini, merupakan pewahyuan yang dahsyat. Mengapa doa belum juga terjawab? Karena kita belum cukup dewasa, kuat, belum mampu untuk menghandle dan mengelolanya. Kalau Tuhan jawab pun, akan mubazir. Dahan tidak mampu menopang, akibatnya buah jatuh sebelum masak, bahkan ranting pun bisa ikutan patah.
Makes sense…
Teringat pelajaran dari Bob Yandian, berkat yang Tuhan curahkan itu, berbanding lurus dengan kedewasaan rohani kita.
Jika kerohanian kita sekelas anak SD, uang saku yang bisa dikelola 100 ribu. Kalau SMP, mungkin bisa jutaan. Sedangkan yang sudah dewasa dan berpengalaman, miliaran hingga tak terhingga.
Tidak percaya? Masih ingat betapa kaya ranya warga kampung miliarder Kabupaten Tuban pada bulan Februari 2021 lalu. Selepas mendapat ganti untung kilang minyak dari Pertamina, setiap rumah miliarder nampak ada dua hingga tiga mobil yang baru dibeli. Sekarang kondisi kampung miliarder di Desa Wadung dan Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban tak seheboh dulu. Beberapa warga di kampung di wilayah industri itu, justru mengaku susah untuk makan sebab tak memiliki pekerjaan tetap. (Sumber: Bloktuban.com)
Uang miliaran yang diterima warga, tetapi mereka belum memiliki kemampuan untuk mengelolanya. Tidak memiliki wawasan ke depan, apa yang akan terjadi, sehingga tidak memanfaatkannya untuk persiapan masa depan. Justru dibelikan mobil hinga beberapa biji, yang nilainya terus menurun.
Uang dalam jumlah besar bisa menjadi berkat, atau justru menjadi kutuk yang mencelakakan. Tergantung kemampuan orang yang mengelolanya.
Kembali ke Laptop! Mengapa Tuhan tidak menjawab doaku?
Kerap kali ketika berdoa minta sesuatu, kita menjadi sedemikian terobsesi dengan jawabannya. Koq belum dijawab ya…? Koq justru begini? Akibatnya stres, panik dan galau… Tanpa disadari, kita membatasi Tuhan sesuai cara pikir kita. Padahal cara Tuhan selalu unik, berbeda dengan pemikiran kita. Jelas tidak ketemu benang merahnya.
Iblis pun tidak menunda serangannya, makin dibuatnya situasi yang seolah tidak memungkinkan doa kita terjawab. Akibatnya, iman melemah. Harapan pupus… Iman punah. Dan terjadilah menurut imanmu. Ingat Tuhan itu merespon iman! Tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah.
Lalu bagaimana sikap bijak saat menunggu? » Yang terpenting, percayalah Tuhan itu Allah yang menjawab doa.
Tuhan sudah berjanji: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
Sudah percaya saja, tinggal tunggu manifestasinya. Tuhan selalu bisa diandalkan!
Setiap keraguan muncul, fokus pada janji Tuhan. Deklarasikan keras-keras, supaya mulut berkata-kata dan telinga mendengar. Iman timbul dari pendengaran, pendengaran akan firman Tuhan.
» Saat menunggu, sibuklah membangun diri. Seperti dahan durian tadi, bangunlah diri kita menjadi dahan yang kuat, sehingga saat buah muncul, dahan kita sudah mampu menopangnya.
Jadikan diri kita dewasa dan makin pandai serta bijak mengelola apa pun yang Tuhan percayakan. Jika kita menjadi yang terbaik saat Tuhan mempercayakan 5 talenta, maka Tuhan akan terus menambahi dengan talenta lain untuk kita kelola.
Dr. Caroline Leaf berkata, “Saat memiliki masalah, jangan fokus pada masalahmu. Pergi keluar dan bantulah orang lain yang memiliki masalah, nanti masalahmu akan menemukan solusinya secara tak terduga.”
Ingat pohon pepaya di kebun saya? Kami tidak sibuk mencari-cari buahnya setiap hari. Asalkan disiram dan diberi pupuk, pada waktunya buahnya muncul dan banyak sekali.
Pelajarannya, Tuhan akan menjawab doa kita pada waktu yang tepat. Itu tugasnya Tuhan. Tugas kita, membangun diri menjadi pribadi yang terbaik versi kita.
Setuju?
Faith has nothing to do with circumstances. It deals entirely with the Word of God – Amy Carmichael.
Iman tidak berurusan dengan keadaan. Iman berurusan sepenuhnya dengan Firman Tuhan – Amy Carmichael.
YennyIndra TANGKI AIR & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN
Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana Yesus mampu menyembuhkan begitu banyak orang, melawan godaan musuh, menenangkan badai, memberi makan ribuan orang serta membangkitkan orang mati?
Apa rahasia-Nya? Beberapa orang mungkin mengatakan karena Dialah Tuhan dalam daging. Ya itu memang benar, tetapi apakah kekuatan itu yang Dia gunakan? Jika demikian, mengapa Dia perlu berdoa?
Yesus adalah seorang pendoa. Meski pun Dia Anak Allah, Firman yang menjadi manusia, hubungan-Nya dengan Bapa didasarkan pada doa. Dia memulai pelayanan-Nya dalam doa, menghabiskan 40 hari di padang gurun dalam doa puasa dan mengandalkan doa untuk setiap aspek pelayanan-Nya di bumi. Terlepas dari hubungan-Nya dengan Bapa, Yesus tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 5:19).
Yesus sering menghabiskan waktu sendirian dengan Bapa baik sebelum, selama mau pun setelah melayani. Dia menghabiskan sepanjang malam dalam doa sebelum memilih 12 murid. Dia berdoa, baik untuk orang lain, mau pun dengan orang lain. Dia berdoa pada saat mengalami pencobaan terbesar-Nya. Doa merupakan sarana-Nya untuk berhubungan dengan Bapa.
Jika Yesus membutuhkan doa untuk mencapai tujuan-Nya di bumi, masakan kita kurang bergairah dalam kehidupan doa kita? “Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa!” Yakobus 5:13 (TB).
Bagi kebanyakan orang, penderitaan mendorong mereka untuk khawatir, mencari nasihat, mengeluh dan meminta bantuan orang lain. Tetapi sumber sejati pembebasan kita ditemukan dalam doa. Doalah jawabannya. Doa menarik hikmat Tuhan. Doa melepaskan penyediaan Tuhan. Doa melibatkan Tuhan dalam hidup Anda.
Jangan menghindari doa karena itu adalah fondasi dalam hubungan. Anda mungkin berbicara dengan bebas pada orang lain tentang apa yang sedang Anda alami. Pergi dan bicarakan dengan Tuhan, juga. Kemudian, temukan beberapa janji dalam Firman-Nya yang berbicara tentang situasi Anda dan bicarakan pula kepada Tuhan tentang hal itu.
Harapkan Tuhan untuk mempercepat realisasi Firman-Nya kepada Anda. Harapkan jawaban. Tuhan memperhatikan Anda sama seperti Dia memperhatikan Yesus ketika Dia ada di bumi.
[Repost ; “How Did Jesus Succeed?”, – Barry Bennett, Penerjemah Yenny Indra].
YennyIndra TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC MPOIN PLUS & PIPAKU PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN
“Hallo bu Yenny . Saya selalu senang baca tulisan ibu . Memberkati sekali,” ujar seorang teman, “Kalau fokus pada Tuhan kita pasti ditolong kan bu? Boleh ga saya berharap uang ratusan juta yang hilang, bisa kembali? Apakah masih mungkin atau terlalu berlebihan? Terimakasih untuk pencerahan bu Yenny. “
“Tentu saja boleh. P. Irwan, founder & dirut Charis Indonesia, menubuatkan apa yang hilang dicuri si musuh dalam dua tahun terakhir karena pandemi, akan dikembalikan 7 x lipat sesuai dengan hikmat Raja Salomo,” saya menjelaskan, “Dan saya pegang nubuatan itu sebagai nubuatan pribadi bagi saya.”
Bahkan saya meneguhkan dengan nubuatan Nabi Yoel: Aku akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang pindahan, belalang pelompat, belalang pelahap dan belalang pengerip, tentara-Ku yang besar yang Kukirim ke antara kamu. Maka kamu akan makan banyak-banyak dan menjadi kenyang, dan kamu akan memuji-muji nama TUHAN, Allahmu, yang telah memperlakukan kamu dengan ajaib; dan umat-Ku tidak akan menjadi malu lagi untuk selama-lamanya.
Yes… Yes…. Yes….
*****
Mudah sekali deklarasi dan memegang nubuatan di awal tahun. Masih semangat…. membara dan berkobar-kobar. Tetapi dengan berjalannya waktu, masalah datang silih berganti, proses demi proses terjadi…. Kita kerap kelelahan menghadapinya.
Bukan masalah yang besar-besar sich sebenarnya, 75% masalah kecil tapi rasanya tidak ada habisnya. Burn out jadinya.
Suatu ketika saat dalam kelelahan akut, saya duduk diam merenung. Tidak ingin berdoa, apalagi baca firman.. Pokoknya tidak ingin melakukan apa pun. Di titik terendah kehidupan ini, saya memandang rumput di taman. Hari mulai gelap…. Temaram lampu samar-samar menerangi taman.
“Lelah?”, suara kecil di kedalaman hati menyapa .. Ah… Tuhan tidak membiarkan atau meninggalkan saya. Dia peduli saya sedang penat.
“Apa yang membuatmu lelah?” “Masalah kecil sebenarnya, tetapi menjengkelkan dan tidak ada habis-habisnya…” Sahutku sambil menghela nafas panjang. Sebal…
“Kamu salah fokus sich…” “Maksudnya? Kan masalah setiap hari mesti dihadapi dan diselesaikan..Kalau bukan saya yang menyelesaikan, lalu siapa?”
“Apa janjiKu untuk masa depanmu?” “Rancangan Tuhan, adalah rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan dan Tuhan akan memberikan hari depan yang penuh harapan.”
“Yes… Betul itu. Mengapa kamu fokus pada yang terjadi setiap hari? Bukannya berpegang pada endingnya? Ubah fokusmu pada janji-Ku, kamu tidak akan stres lagi.”
Wow…. Saya paham sekarang.
Pewahyuan ini mengubah drastis kehidupan saya. Prinsipnya: Fokus pada endingnya: Janji Tuhan pasti digenapi, jangan fokus pada prosesnya.
Pantas banyak doa yang tidak terjawab, karena iman sudah luntur di tengah jalan akibat fokus pada yang terjadi day by day. Tuhan merespon iman, bukan keluhan.
Ketika fokus diubah, perubahan besar terjadi. Mungkin saja yang terjadi hari ini tidak sesuai harapan, tetapi kesuksesan saya tidak ditentukan apa yang terjadi hari ini. Melainkan karena Tuhan sudah berjanji memberikan hari depan yang penuh harapan.
Tidak peduli apa yang terjadi hari ini, saya percaya endingnya menang. Tuhan sudah berjanji untuk menyediakan hidangan bagiku dihadapan para lawanku. Pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku seumur hidupku. Ya sudah…. Itu kontraknya. Tuhan itu setia pada janji-Nya, dia tengah mengawasi dunia untuk menggenapi dan merealisasikan janji-janji-Nya.
Bahkan Tuhan seolah menantang, ”Masakan kuasa Tuhan akan kurang untuk melakukan itu? Sekarang engkau akan melihat apakah janji-Ku terjadi kepadamu atau tidak!”
Saya hanya perlu percaya saja, maka hari demi hari, bulan demi bulan akan saya lewati bersama-Nya… Tuhan yang memimpin, saya mengikuti arahan-Nya. Menggenapi janji-Nya, itu urusan Tuhan. Tugas saya mentaati-Nya. Ternyata hidup menurut God’s Way sesederhana itu…
Thank you Lord!
In other words, take the rubbish that life throws at you and turn it into something good with God’s help. (Olivia Hope) God’s will is for you to live on earth, as you will in heaven. God wants you to have peace in every area of your life. – Robin Bremer.
Dengan kata lain, ambillah sampah yang dilemparkan oleh kehidupan kepada Anda dan ubah menjadi sesuatu yang baik dengan pertolongan Tuhan. (Olivia Hope) Kehendak Tuhan, agar Anda hidup di bumi, seperti di surga. Tuhan ingin Anda memiliki kedamaian di setiap area kehidupan Anda. – Robin Bremer.
YennyIndra TANGKI AIR & PIPA PVC *MPOIN PLUS & PIPAKU* PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN
Berangkat Sebagai Narapidana, Pulang Jadi Penguasa. Apa Rahasianya?
Pernahkah kita membayangkan, apa yang dilihat Raja Firaun ketika bertemu dengan Yusuf? Nyaris setiap kita sudah familiar sekali dengan kisah tentang Yusuf. Anak kesayangan Yakub yang dijual oleh saudara-saudaranya karena bermimpi semua saudara serta orangtuanya menyembah dia dan Yusuf diberi pula jubah yang maha indah oleh ayahnya. Maka saudara-saudaranya iri hati.
Menjadi budak di rumah Potifar, lalu diajak berzinah istri Potifar, tetapi Yusuf menolak. Justru difitnah hendak memperkosa. Dibuanglah Yusuf ke penjara para tahanan raja. Selama 13 tahun Yusuf menjadi budak dan narapidana.
Hingga suatu ketika Yusuf mengartikan mimpi juru minuman dan juru roti raja, yang dijebloskan ke penjara. Tepat sekali dengan yang terjadi.
Ketika raja bermimpi dan tidak ada seorang pun yang bisa mengartikannya, si juru minuman ingat kepada Yusuf. Yusuf pun datang dan mengartikan mimpi raja serta memberi saran solusinya.
Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: “Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?”
Kata Firaun kepada Yusuf: “Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau. Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu.”
Kembali ke pertanyaan tadi: Apa yang dilihat Raja Firaun ketika bertemu dengan Yusuf? Apa yang mendirong Firaun, raja negara adidaya Mesir yang terkenal, mempercayakan pengelolaan negaranya kepada seorang mantan budak dan narapidana?
Jawaban dahsyatnya, karena Firaun melihat Yusuf sebagai seorang Pemimpin. Wibawa, kesantunan, tutur kata, sikap dan karisma Yusuf, tidak sedikit pun menggambarkan statusnya sebagai narapidana, sebaliknya body language dan penampilan Yusuf justru menunjukkan dia adalah Seorang Pemimpin Besar!
Inilah rahasia besar yang kerap luput dari pandangan kita. Setiap kita ingin dipakai Tuhan dengan dahsyat, menjadi pemimpin yang dihormati dan disegani, tetapi yang perlu kita tanyakan kepada diri kita sendiri: Apakah sikap, pikiran, nilai-nilai kita sepadan dengan kepercayaan yang kita inginkan?
»»» Yusuf bersikap sebagai Pemimpin yang Excellent. Yusuf baik saat menjadi budak mau pun menjadi narapidana, tidak menempatkan dirinya sebagai budak atau narapidana, tetapi dia bekerja dan menempatkan dirinya sebagai seorang pemimpin. Itulah sebabnya, baik di rumah Potifar mau pun di penjara, Yusuf dipercaya menjadi pemimpin.
Tidak peduli apa pun statusnya, Yusuf mengerjakan segala sesuatu dengan excellent, sangat… sangat baik. Sehingga baik Potifar mau pun kepala penjara, tidak perlu mengerjakan apa-apa lagi.
Bukan kebetulan di ke dua tempat itu Yusuf dipercaya dengan kepercayaan yang sedemikian besar. Semua itu diraih dari hal-hal kecil yang dilakukannya dengan baik, maka dia dipercaya untuk hal-hal yang besar. Ini sudah merupakan hukum kehidupan.
»»» Yusuf berpegang pada Visi yang Tuhan berikan. Fakta secara kasat mata, statusnya budak dan narapidana. Tetapi Yusuf tidak pernah melepaskan visi yang Allah tanamkan melalui mimpinya. Dia kelak akan menjadi seorang pemimpin besar. Entah kapan…
Kesulitan-kesulitan hidup dan kenyataan secara kasat mata, tidak menggugurkan iman dan harapannya. Yusuf tetap percaya kepada Allah!
»»» Yusuf menjaga integritasnya. Tidak ada yang tahu kalau Yusuf bersedia meladeni godaan istri Potifar. Bisa saja Yusuf memilih mengambil kesenangan jangka pendek, tetapi dia tidak.
Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: “Dengan bantuanku, tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku, bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?”
Yusuf menjaga integritas dan menghormati Allah di atas segala-galanya. No matter what… Allah menghargai orang yang menjunjung tinggi hukum-hukum-Nya dan mengasihi Dia dengan sepenuh hati.
»»» Sebelum bertemu dengan raja Firaun, Yusuf berdandan. Kemudian Firaun menyuruh memanggil Yusuf. Segeralah ia dikeluarkan dari ruang penjara; ia bercukur dan berganti pakaian, lalu pergi menghadap Firaun.
Yusuf tahu cara membawa diri dan menghormati dirinya. Seandainya Yusuf berpakaian kumal, bau dan tampil dengan sikap minder, mungkinkah Firaun menyerahkan kekuasaan negaranya kepada Yusuf? Tentu tidak!
Karena Yusuf menampilkan diri sebagai seorang pemimpin, maka dengan mantap Firaun memberikan kepercayaan kepada Yusuf untuk mengelola negaranya.
Sesungguhnya setiap kita mengajar orang lain, bagaimana seharusnya memperlakukan kita, dengan cara bagaimana kita memperlakukan diri kita sendiri.
Inilah beberapa rahasia kesuksesan Yusuf yang selama ini luput dari pandangan saya. Dan saat menyadarinya, saya sungguh terpukau.
Berangkat, statusnya sebagai narapidana. Tetapi setelah bertemu Firaun, pulang statusnya sebagai penguasa nomor 2 di negara Mesir.
Mari kita juga belajar seperti Yusuf. Kalau Yusuf bisa, kita juga bisa. Kesuksesan itu diciptakan, bukan kebetulan. Siap?
“Patience, persistence and perspiration make an unbeatable combination for success.” – Napoleon Hill
“Kesabaran, ketekunan, dan keringat (kerja keras) adalah kombinasi yang tidak ada duanya untuk mencapai kesuksesan.” – Napoleon Hill.
YennyIndra TANGKI AIR & PIPA PVC *MPOIN PLUS & PIPAKU* PRODUK TERBAIK PEDULI KESEHATAN