Articles

Sumber Iman Sejati – Saya Sudah Beriman. Mengapa Tidak Terjadi?

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Sumber Iman Sejati – Saya Sudah Beriman. Mengapa Tidak Terjadi?

Ada persepsi umum di antara banyak orang Kristen mengenai masalah iman. Persepsinya adalah karena kita memahami iman dan setuju dengan potensi iman dan kehendak Tuhan, maka kita berada dalam kondisi beriman.

Namun, mungkin telah dibuktikan dalam seluruh hidup kita, ternyata ada kalanya apa yang kita “imani” tidak terjadi. Hal ini membuat orang-orang beriman bingung, dan yang paling buruk, merasa getir. Kepahitan. “Saya tahu saya memiliki keyakinan iman. Mengapa tidak berhasil?”

Bahkan pilihan kata (“mengapa tidak berhasil?”) mengungkapkan beberapa permasalahan.
Iman bukanlah suatu prinsip atau sistem kepercayaan yang berdiri sendiri, untuk digunakan ketika diperlukan.
Bagi orang percaya, iman menjadi ekspresi hubungan dengan Bapa. Ini bukanlah sistem kepercayaan yang tidak memiliki persekutuan dengan Tuhan.

“Have faith in God (Have God’s faith – Greek) – Berimanlah kepada Tuhan (Miliki imannya Tuhan – Yunani).
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.
Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.*
*Markus 11:22-24 (TB)

Pertama, kita melihat bahwa iman kita harus lahir pada Tuhan, bukan pada prinsip, peraturan, formula atau bahkan pembaharuan pikiran kita.

Paulus berkata, *“Aku tidak mendapat malu, sebab aku tahu kepada SIAPA yang kupercayai,”* (2 Timotius 1:12). Kita *harus mengenal Dia,* bukan sekedar kehendak-Nya. Percaya Tuhan berbeda dengan percaya “kepada” Tuhan. Setan percaya pada Tuhan dan gemetar! (Yakobus 2:19)

Markus melanjutkan dengan mengatakan, dalam dunia iman, kita tidak boleh ragu, tapi percaya dari hati. Di sinilah kita sering melewatkannya. Kita mencoba untuk percaya dengan otak kita atau dengan emosi kita, tapi mungkin kita tidak percaya dari hati. Iman kepada Allah tidak pernah diragukan.
“Mengapa tidak berhasil?” adalah tanda usaha manusia, bukan iman kepada Tuhan.

“Sebab dengan hati seseorang percaya . . .” (Rm. 10:10).*
Iman itu berasal dari hati, bukan dari kepala. Itu bersifat spiritual, bukan mental. Hal ini disebut “roh iman” dalam 2 Korintus 4:13, dan roh iman berbicara dari hati tanpa keraguan.

Kita sering kali berbicara kepada benda, keadaan, atau bahkan tubuh kita sendiri, namun apakah kita benar-benar mengungkapkan iman Tuhan? Jika kita yakin dengan apa yang kita nyatakan, maka hal itu akan terlaksana. Kalau tidak terlaksana, apakah ini kesalahan Tuhan atau kurangnya iman kita? Mungkin kita mencoba mengaktifkan sebuah prinsip selain “mendengarkan Dia” (Rm. 10:17).

Yesus hanya dapat melakukan apa yang Dia lihat dan dengar dari Bapa. Saya rasa kita pun harus demikian.

Setuju?

If you chase Jesus as hard as you chase the things you think you want, you will end up with more than you ever need.

Jika Anda mengejar Yesus sekuat Anda mengejar hal-hal yang Anda pikir Anda inginkan, Anda akan mendapatkan lebih dari yang Anda butuhkan.

Sumber: Barry Bennett.

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#gospeltruth’s truth
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
L.O.V.E
Jangan lupakan: Mendengar/Membaca Firman Tuhan.
Karena Ditulis, Maka Diingat…