Articles

Soal Hutang Lagi…..

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Soal Hutang Lagi…..

Ketika menulis tentang hutang, banyak japri dari sana sini.
“Bagaimana ya B. Yenny, saat ada yang ingin meminjam uang, hati ini berbelas kasihan, gak tega. Ternyata setiap kali orang berhutang, lupa mengembalikannya. Bahkan lupa klo punya hutang…. malahan saya yang meminjamkan uang sampai sungkan menagihnya tetapi yang berhutang justru santai saja…”

Familiar dengan kisah ini?
Kerap orang itu merasa sungkan jika tidak memberi hutang. Tidak berani menolak, apalagi jika yang hendak meminjam uang itu orang yang kita hormati. Orang-orang yang memiliki otoritas dalam kehidupan kita.

Kerapkali kita mengambil keputusan berdasarkan PERASAAN.
Dulu saya pun begitu. Serba sungkan dan tidak berani menolak. Apalagi saya dibesarkan dengan lingkungan adat Jawa yang budaya “ewuh pekewuh”-nya tinggi.
Sampai saya belajar kebenaran Firman Tuhan.

Tuhan memberi kita perasaan agar hidup kita berwarna dan menarik tetapi Perasaan TIDAK di dimaksudkan untuk memimpin hidup kita. Kita dipimpin oleh Roh Tuhan, sesuai firman-Nya, BUKAN oleh perasaan.

Perasaan itu tidak tetap dan tidak bisa diandalkan. Perasaan senantiasa berubah mengikuti apa yang kita pikirkan.
Ubah Pikiran kita maka Perasaan pun ikut Berubah.

Itulah sebabnya Tuhan mengajari kita agar hidup dipimpin oleh kebenaran firman-Nya, yang tidak berubah, dari dulu, sekarang sampai selama-lamanya.

Sesungguhnya, sebelum mengambil keputusan, hendaknya kita berhitung dulu.
Mempertimbangkan kemungkinan yang bisa terjadi.
– Siapa orang yang hendak meminjam uang? Berapa besar kemungkinannya dia bisa mengembalikan hutangnya?
– Bagaimana reputasinya selama ini?
– Jika tidak dibayar, apakah saya rela? Yang dipinjamkan, uang lebih atau uang kebutuhan pokok hidup kita?
– Apakah ada jaminan yang diberikan? (Jika nilainya besar). Perlukah membuat kesepakatan di notaris?
Atau minta diberikan Bilyet Giro sebagai jaminan? Jika sampai tidak ada dananya, bisa dijadikan barang bukti untuk dilaporkan ke polisi.
– Dsb.

Dengan mempertimbangkan hal ini, tentunya keputusan yang diambil sudah didasari oleh pertimbangan yang matang. Jangan lupa libatkan Tuhan dalam memutuskan. Kita hanya bisa memandang sejauh mata memandang, Tuhan melihat hingga jauh ke depan.
Dan yang mengambil keputusan mau meminjamkan atau tidak, itu kita sendiri, dengan segala resikonya. Jadi saat resiko terjadi, seharusnya kita sendiri yang bertanggung jawab, tidak bisa menyalahkan orang lain.

Dieeennnkkk……

Mita sudah mengumpulkan uang untuk membelikan rumah untuk anaknya. Kakak kandung Mita datang minta tolong untuk meminjam uang karena keperluan mendesak.
Pinjam 2 bulan saja, demikian janjinya. Nanti 2 bulan ada pembayaran dari customernya, uang akan dikembalikan.
Mita percaya.

2 bulan berlalu, bahkan hingga kini tidak kunjung dibayar.
Suaminya marah dan selalu menjadi bahan pertengkaran mereka. Anaknya kecewa dan marah pula. Hubungan Mita dengan suami dan anaknya sangat memburuk. Dia merasa rumahnya bak neraka sekarang.

Tentu Mita kecewa dan marah sekali kepada kakaknya. Saat Mita memuntahkan rasa frustrasinya dengan marah pada sang kakak, perang tidak dapat dielakkan lagi. Hubungan persaudaraan mereka putus.

Lebih runyam sekarang. Lebih baik melawan rasa sungkan sejak awalnya, keadaan akan jauh lebih baik.

Masih ingat prinsip 6 Keranjang 7 Langkah dari Tung Ning?
Selalu ada pos bagian uang kita. Setiap penghasilan yang kita miliki sudah ada pos masing-masing.
Kita bisa meminjamkan uang dari pos dana sosial, bukan dari keperluan pokok keluarga.

Sssttt…. dari pengalaman pribadi selama ini, orang justru respect koq klo kita berani jujur dan jika perlu, menolak dengan tegas.
Saya memang TIDAK MAU meminjamkan uang, lebih baik beri serelanya. Mau silakan diterima, gak mau ya gpp.

Pernah teman yang yang ‘sangat’ mampu ingin meminjam dalam mata uang USD. Saya tawarkan untuk memberi saja semampu saya. Dia menolak.
“Klo cuma segitu saya ada koq….”, jawabnya.
Sungkan sebentar sich, tapi sesudahnya baik-baik saja tuh….
Daripada pusing di belakang hari, mendingan begitu.
Berani gak? ?
Dengan enteng sambil tersenyum pula saya bilang,
“Sejak dulu saya berprinsip, ga mau putus hubungan dengan teman gara-gara hutang piutang….”.

Banyak juga teman-teman yang konon pinjam uang dengan teman lain dan tetap dibayar. Baik-baik saja.
Tapi saya memilih tidak masuk kelompok itu.

Lebih baik mencegah daripada mengobati.

Bagaimana pendapat Anda?

“Many delight more in giving of presents than in paying their debts.”- SIR PHILIP SYDNEY

“Banyak orang yang lebih senang memberi hadiah daripada membayar utangnya.” – SIR PHILIP SYDNEY

YennyIndra
TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
THE REPUBLIC OF SVARGA
SWEET O’ TREAT
AESTICA INDONESIA – AESTICA ID
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

#seruputkopicantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Right Thinking VS Wrong Thinking.
“Apakah Kasih Itu?”
“Beberapa pemikiran tentang penyembuhan.”