Articles

Bagaimana Mengeluh Mempengaruhi Anda?

Gospel Truth’s Cakes
Yenny Indra

Bagaimana Mengeluh Mempengaruhi Anda?

Setelah menjadi pengeluh selama bertahun-tahun, sekarang saya dapat melihat ke belakang dan menyadari kerusakan yang saya lakukan terhadap hidup mau pun hubungan saya.

Kita sering merasa dibenarkan ketika mengeluh.
“Seseorang salah, dan aku benar!”
Mengeluh tentang politik, iklim, bos, uang, pernikahan, anak-anak, dan sering kali tentang gereja kita juga. Mengeluh tampaknya menjadi pendekatan hidup yang “standar” bagi banyak orang.

Beberapa orang membaca postingan saya, kemudian menulis mengeluh atau mengkritik. Sesuatu yang saya katakan tidak sesuai dengan paradigma yang dibangun bagi kehidupan mereka. Saya mengerti. Kita semua tumbuh dan belajar, atau memang seharusnya begitu. Namun, banyak yang hanya mengeluh. Saya percaya judul posting ini adalah pertanyaan yang valid; “Bagaimana Mengeluh Mempengaruhi Anda?”

Sebuah studi singkat tentang kata “mengeluh”, “keluhan”, dll., dalam Alkitab menunjukkan kepada Anda bagaimana Tuhan melihat orang-orang yang mengeluh. Semuanya negatif.
Mengeluh hanyalah gejala dari ketidakpercayaan. Kita mengeluh karena kita tidak mempercayai Tuhan. Kita tidak mempercayai Firman-Nya. Keluhan itu mengungkapkan isi hati kita. Ketika mengkritik, sebenarnya kita sedang melakukan pekerjaan “menjadi penuduh saudara-saudara kita.” Tentu tidak terlihat bagus di resume Anda.

Hati yang kritis dan mengeluh tidak akan melihat kebaikan dan penggenapan janji-janji Tuhan.
“Harta karun” hati itu jahat (Mat. 12:35).

Iman sejati, diikuti kata-kata yang mengalir dari iman sejati akan memberi kehidupan, meneguhkan, dan mengilhami. Iman sejati mengalir dari kedamaian sejati di dalam Tuhan, kepercayaan mutlak pada kebaikan-Nya, dan membuat pilihan untuk hidup dari atas, bukan dari bawah. Ketika Tuhan adalah Sumber Anda, – dan bukan pilihan atau penghakiman-, Anda dapat memiliki kedamaian terlepas dari kegilaan situasi dunia ini. Kita dipanggil menjadi garam dan terang, bukan pahit dan marah. Sukacita dari Tuhan adalah kekuatan kita. Tidak ada sukacita sejati di hati seorang pengeluh/kritikus.

Pilihlah berhenti mengeluh – tentang apa saja dan segalanya! Pilih untuk mempercayai Tuhan, bersyukur, dan ucapkan kata-kata kehidupan serta kedamaian. Kita tidak akan pernah setuju dalam segala hal, tetapi kita bisa setuju bahwa Tuhan itu baik, dan Dia ingin menunjukkan kebaikan-Nya melalui kita!

Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
Efesus 4:29 TB


Dunia memang tidak sempurna, sama seperti kita tidak sempurna. Tidak ada rumusan yang cocok untuk semua keadaan dan semua orang.

Terakhir saya mendapatkan pewahyuan bahwa “Orang yang suci hatinya akan melihat Allah”, dan saya tahu itu sangat berharga, layak untuk diperjuangkan.
Semaksimal yang saya bisa dan memungkinkan, saya bereskan hal-hal yang mengganjal.
Pokoknya jujur.
Saya mau jaga hati bersih agar bisa peka dan fokus mendengar suara-Nya. Tanpa banyak distraction.

Gak suka, ya saya ngomong.
Tidak yakin, ya tanya… “Ask your doubts”, saran Nana.
Ternyata tidak semua orang bisa menerima kejujuran….
Dan tidak semua orang berani ‘face the problem’, menghadapi masalah. Banyak yang memilih pura-pura ga ada apa-apa, membiarkan persepsi di kepalanya tidak teruji, dan pura-pura tidak ada masalah.
Tapi hubungan merenggang karena persepsi itu, yang bisa jadi memang betul dan bisa juga salah.

Sempat galau juga… Bener gak sich pilihan saya untuk terbuka dan jujur?
Lalu saya belajar, serahkan kepada Tuhan saja.

“Tuhan, saya serahkan situasi ini ke dalam tangan-Mu. Saya mencoba jujur karena mengejar-Mu. Klo ini salah, buat saya mengerti dan saya siap minta maaf serta memperbaiki diri. Tapi saya tidak mau mengatur, menyelesaikan serta mengikuti cara saya sendiri. Saya mau menantikan Engkau dan cara-Mu. Beri aku kepekaan untuk memahaminya. Amin.”

Setiap ada pikiran muncul di kepala, Roh Kudus mengingatkan: check & recheck apakah ini selaras dengan kehendak Tuhan atau tidak? Klo tidak, singkirkan dari pikiran. Jangan mengeluh, marah, memikirkan yang bukan dari Tuhan.

Seberapa besar berkat yang saya terima, kebahagiaan serta kedamaian di hati saya, tergantung seberapa selarasnya pikiran saya bergerak mengikuti kehendak-Nya.
Targetnya, berpikir, berkata-kata, dan bertindak sesuai dengan firman-Nya. Memandang dunia dan kehidupan seperti Allah melihatnya.

Ternyata tidak mudah untuk mempraktikkannya.
Perlu kesadaran terus menerus, bak orang yang sedang mengendarai mobil, perlu terus menerus meluruskan setirnya.
Tapi itu worth it untuk dikejar dan diperjuangkan.
Mau?

Praktik sama-sama yuk…. Supaya hidup kita di bumi seperti di surga!

The beginning OF GOD is the end of yourself – Andrew Wommack.

Awal dari TUHAN adalah akhir dari dirimu sendiri -Andrew Wommack.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

gospeltruth’scakes

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Takut? Terteror? Apa Yang Harus Dilakukan?
Kunci Sukses Yang Kerap Dilupakan Orang: Pelajaran Dari Serama Hitam.
Penyembuhan dan Trauma