Pemuda-Pemuda Penuh Potensi, Yang Nyaris Dibunuh.
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Pemuda-Pemuda Penuh Potensi, Yang Nyaris Dibunuh.
Dengan penuh syukur, Monica menceritakan tentang ‘anak-anaknya’ di Pondok Hayat, yang akan berangkat ke Taiwan mengambil S1: Jack, Moses, Donny.
“Tidak ada seorangpun yg lahir di dunia secara kebetulan, tetapi lahir dengan tujuan. Bahkan hari-hari mereka sudah ditulis oleh Allah. Itulah sebabnya, sejak kecil yang ditanamkan kepada anak-anak: ‘kalian adalah anak-anak pilihan Tuhan, anak yg direbut dari kematian supaya apa yang menjadi tujuan Tuhan bisa tergenapi’. Mereka menerima realita tidak memiliki orangtua kandung.
Steve (alm suami monica) dan aku yang jadi orangtua mereka. Anak-anak dekat dengan kami dan juga dengan Daniel serta Ariel, anak-anak kandungku yang jadi kakak mereka. Kalau ada pergumulan, mereka ingin curhat, tidak jarang ke rumah, langsung bilang: Ma aku perlu ngomong, atau langsung curhat ke Daniel atau Ariel,” demikian Monica memulai kisahnya.
Tetapi bagaimanapun, dampak penolakan dan percobaan aborsi itu ada. Waktu masih balita, Donny kerap marah meledak-ledak, tantrum, kursi, meja, pintu sekolah ditendang, barang dirusak. Bahkan kerap berteriak “Aku anak setan…” Mengajari saudara-saudaranya, kalau mau menang, kamu harus marah!
Padahal anak-anak sejak kecil sudah diterima, didoakan dan dikasihi. Tapi Puji Tuhan, dengan berjalannya waktu, karena kasih, penerimaan, pembinaan serta anugerah Allah, Donny bertumbuh jadi anak yang sweet sekali.
Berhasil di sekolah, bisa berteman dengan baik, aktif pelayanan dan main musik. Kalau ada tamu-tamu Pondok Hayat dari luar negeri Donny yang menterjemahkan dan kerap bersaksi pula.
Di Imet ini, soft skill Donny diasah. Dia kerap dipilih menjadi MC atau memimpin event-event. Mengajar leadership dan digital sport untuk teman-temannya. Donny anak yang ringan tangan, penuh empati dan sweet. Perubahan yang sangat drastis kalau aku ingat masa kecilnya.
Semua anak-anak Pondok Hayat sejak kecil sudah dilatih bermain musik dan olah raga (futsal, sepak bola, frisbee) dll.
Supaya bisa melayani dan menemukan bakatnya.
Yang berangkat lagi, Jack, anak yang manis waktu kecil, dan bersyukur melewati masa pubertasnya dengan baik. Jack bagus di matematika tetapi dia masuk IPS. Jack anak yang setia dan aktif pelayanan. Di Imet, Jack mengurus dokumentasi.
Jack menulis:
“Pertama kali ikut Imet disuru memilih ICom, saya memilih travel tourism. Awalnya karena ga ada senior, kami menyebar kesana kemari saat tiba waktu diskusi. Lalu saya minta OC (online consultation) dengan CK(Coach Kaki, founder & CEO MB-Gen).
Saya bertanya bagaimana cara menjalankan travel tourism. Lalu CK bilang jalanin dulu aja dengan anggota yang ada. Akhirnya saya maju jadi wakil ketua di travel tourism.
Awalnya minder ga percaya diri. Karena diingatkan sama budaya ImET “Lo Mau OKeH aja!”
- Loyal
- Taat
- Setia
- Mau diajar
- Komunikatif
Orang Tua
- Hindari 2 hal
- Berdiam diri (untuk menyelesaikan masalah sendiri.)
- Paksa diri (menyelesaikan masalah sendiri.)
Saya pun jadi berani. Saya mengajak para anggota travel tourism, bersama-sama membahas materi2 yang diberikan oleh admin. Dan Puji Tuhan sampai sekarang ICom Travel Tourism (T2) berjalan lancar, dan tentu ketua dan wakil bergiliran.”
Yang ketiga, Moses, pribadi yang sejak kecil selalu ringan tangan, rapi, rajin sekali mengerjakan tugas harian. Nomor satu untuk hal itu. Moses itu punya kemampuan dan ketekunan untuk memelihara binatang.
Di Imet, Moses banyak mengerjakan editing.
“Pertama ikut Imet, saya merasa takut untuk mengikuti dan berpartisipasi seperti teman-teman lain. Tapi seiring berjalannya waktu, saya menberanikan diri untuk berpartisipasi dan mengikuti komunitas dalam group IMeT tersebut, yaitu mengikuti group konten yang bertugas mengedit video2 untuk acara2 besar IMeT.
Di situ saya belajar mengedit sambil terus meningkatkan diri menjadi lebih baik. Akhirnya bisa, dan di percayakan untuk menjadi ketua di group konten tersebut, memimpin teman-teman yang lain.
Dan Puji Tuhan saya dapat mendorong teman-teman agar belajar mengedit juga.”
Yang paling aku syukuri dan bangga dari semuanya, anak-anak mampu menghandle bullying dari teman-temannya, tetapi tanggapan mereka baik sekali. Karena mereka memiliki rasa percaya diri dan paham identitas mereka di dalam Tuhan, sehingga hal-hal dari luar tidak terlalu mengganggu,” Monica menutup ceritanya.
Monica menjadi Coach juga di Imet by MB-Gen.
Hati saya bercampur aduk antara terharu, bangga, berbunga-bunga, melihat Donny, Jack dan Moses.
Kisah ini bagi saya menunjukan betapa Pondok Hayat tidak hanya dikelola dengan sangat baik, tetapi berhasil memulihkan serta mendidik anak-anak menjadi calon pemimpin di masa depan.
Melalui artikel ini, ada sebuah pesan sederhana yang ingin sampaikan kepada masyarakat:
Jangan pernah ada yang menggugurkan kandungan. Mengaborsi berarti menyabotase rencana Allah.
Setiap anak diciptakan Tuhan dengan tujuan khusus, unik dan tak tergantikan.
Lihatlah Donny, Jack dan Moses…
Mereka nyaris digugurkan saat dalam kandungan, tetapi mari kita lihat sekarang…
Pemuda-pemuda cerdas penuh potensi, cinta Tuhan, baik sikap, perilaku mau pun kepribadiannya so sweet.
Merekalah calon-calon pemimpin besar di masa depan.
Yuk kita sebarkan kisah ini…
Kalau sudah terlanjur hamil, jangan digugurkan. Ada tempat untuk mereka bernaung hingga melahirkan, yaitu Pondok Hayat. Setelah lahir, lalu berubah pikiran, sang bayi ingin dibesarkan oleh ibunya, dengan senang hati.
Tidak mau memelihara?
Biarkan Pondok Hayat yang membesarkannya.
Jangan digugurkan!
Mari kita ambil bagian untuk menyelamatkan calon-calon pemimpin di masa depan.
“Abortion kills twice. It kills the body of the baby and it kills the conscience of the mother. Abortion is profoundly anti-women.” – Mother Teresa.
“Aborsi itu dua kali pembunuhan. Membunuh tubuh sang bayi dan membunuh hati nurani si ibu. Aborsi sangat anti-perempuan.” – Mother Teresa.
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN