Articles

Bagaimana Strategi Menghadapi Pengritik?

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Bagaimana Strategi Menghadapi Pengritik?

Dikritik? Tidak disukai orang lain?
Uh… Bikin baper….
Dan tidak menyenangkan tentunya.

Namun saat bergaul dengan orang-orang besar, seperti Dale Carnegie, beliau akan berujar:
“Tidak ada orang yang mau menyepak anjing yang mati.”

Lho maksudnya?
Dale Carnegie menjelaskan, ketika kritik datang atau ada orang yang tidak menyukai kita, bisa jadi itu merupakan pujian yang tersembunyi.
Anjing mati menggambarkan sesuatu yang tidak berharga. Sampai menendang atau menyepak pun, orang tidak sudi.
Nach kalau kita disepak, karena kita berharga.

Kalau kita sampai dikritik, dibenci, tidak disukai, -bukan karena perbuatan atau sikap kita yang salah -, itu membuktikan kita sedang mengerjakan sesuatu yang berdampak dan mempengaruhi orang lain. Sehingga ada orang-orang yang merasa terganggu dan merasa perlu menyepak.

Gak usah sedih, kecewa … Ternyata Joel Osteen menjelaskan:

25% orang yang mengenal kita, tidak akan menyukai kita. Kelompok ini apa pun yang terjadi, tidak akan pernah menyukai kita.

25% lagi, tidak menyukai kita tetapi dapat diyakinkan agar menyukai kita.

25% lagi, menyukai kita tetapi dapat diyakinkan untuk tidak menyukai kita.

25% sisanya, menyukai kita dan akan selalu mendukung di belakang kita. No matter what…. Wow…

Memahami kebenaran ini, membuat kita realistis dan tidak menginginkan semua orang menyukai kita.
Ketika kita ingin menyenangkan semua orang, maka kita tidak akan mencapai sesuatu.

I don’t know the key to success, but the key to failure is trying to please everybody. – Bill Cosby.

Saya tidak tahu kunci kesuksesan, tetapi kunci kegagalan adalah berusaha menyenangkan semua orang.- Bill Cosby.

Trying To Please everyone is a recipe for stress, misery and frustration. Be yourself it’ll be good to know who’s down with that.

Mencoba Untuk Menyenangkan setiap orang adalah resep untuk stres, sengsara, dan frustrasi.  Jadilah dirimu sendiri, akan lebih baik mengetahui siapa yang di seberang kita.

Nach lho, Menarik sekali…

Dahlan Iskan berujar, dalam sebuah organisasi,
10% teratas adalah orang-orang yang terbaik.
10% terbawah adalah yang terburuk.
80% sisanya, tergantung siapa yang memimpin?
Kelompok ini bisa dipengaruhi tergantung pemimpin dan orang-orang yang mempengaruhinya.

Pelajarannya:
Kita tidak perlu fokus pada yang memang dalam keadaan apa pun tidak berada di pihak kita. Wasting time. Buang-buang waktu.
Sebaliknya, fokus saja pada kelompok yang memang bisa dipengaruhi untuk bersama-sama berjalan menuju tujuan yang sama.
Tuhan menciptakan kita di dunia ini, memiliki peran yang tak tergantikan, memenuhi tujuan hidup dari Tuhan, menjadi bagian sesuatu yang besar. Jika kita tidak memenuhi tanggungjawab itu, bagian itu akan kosong …
Menjadi tidak utuh lagi.

Dean Hawk memberikan ilustrasi dengan puzzle. Saat puzzle disusun, mulai nampak bentuk dan gambarnya.
Tetapi ketika ada satu saja bagian puzzle yang hilang, maka lukisan puzzle itu menjadi berlubang dan tidak utuh lagi.
Ini menggambarkan, seberapa pun besarnya peranan kita, peran kita itu penting.

Ibarat mobil, kehilangan sebuah baut, meski pun kecil, bisa mengakibatkan kecelakaan fatal.

Dan kita diberkati agar dapat menjadi berkat bagi orang lain.
Mari kita menggenapi peran kita yang tak tergantikan, yang telah ditetapkan Tuhan dengan menjadi diri kita yang terbaik.

You are where God wants you to be at this very moment. Every experience is part of His divine plan.

Anda berada di tempat yang diinginkan Tuhan saat ini.  Setiap pengalaman merupakan bagian dari rencana ilahi-Nya.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Mengapa, Kapan, dan Di Mana Memberi.”
MISUNDERSTANDING
Pernahkah kita menyadari bahwa ekspresi dan bahasa tubuh kita, menentukan kesuksesan dan kegagalan kita?