Articles, Travelling

Makna Tersirat Saat Travelling (Oleh-Oleh dari Spain, Morocco & Portugal)

IMG-20150619-WA0012

 

“Duh, enaknya… Bisa jalan-jalan sendiri liburan ke luar negeri”, demikian komentar yang sering saya dengar saat teman-teman mengetahui, kami berdua, saya dengan suami, atau bersama keluarga liburan keluar negeri tanpa ikut tour atau panduan guide. Kami jalan sendiri selama sebulan lebih kali ini. Pada awal liburan, kami hanya berdua: saya dan Pak Indra, suami saya. Lalu anak-anak menyusul untuk menikmati liburan dengan kapal pesiar terbesar di dunia: Allure of The Seas.

 

Liburan sendiri memang bebas dan menyenangkan tetapi juga menuntut tanggung jawab yang lebih besar. Apalagi jika ke Eropa, yang lebih praktis menggunakan transportasi umum daripada menyewa mobil karena terbatasnya tempat parkir dan sebagian jalannya yang kecil, sempit dan berbatu-batu coblestones saat di gang-gang. Kami biasa memanfaatkan berbagai alat transportasi  tergantung kondisi dan kebutuhan. Kadang-kadang menyewa mobil, mobil listrik kecil isi 2 orang, naik tram, bus, metro, cablecar, cruise, ferry, boat dan berbagai alat transportasi lainnya, hingga Segway bahkan becak sepeda untuk 2 orang. Selama liburan kali ini kami menggunakan 20 macam alat transportasi yang berbeda.

Menarik koper saat naik transportasi umum, merencanakan perjalanan dari mempelajari rute, mengatur lamanya perjalanan, menyiapkan hotel, transportasi hingga opening hours tiap-tiap museum atau monumen yang akan dikunjungi. Sementara ikut tour tinggal duduk manis, semua sudah disiapkan dan dilayani. Semua sudah diatur, efisien sesuai jadwal. Tinggal protes dan mengomel kalau tidak sesuai harapan. Saya akan mengulasnya lebih lengkap secara bertahap dalam artikel tentang persiapan dan pengalaman liburan sendiri beserta tips-tips-nya di www.yennyindra.com.

 

Jika ditanya, mengapa kami suka jalan sendiri?  Kami suka berpetualang, menaklukkan tantangan dan merealisasikan mimpi versi kami sendiri. Ada pengalaman-pengalaman yang tak ternilai harganya saat berpetualang. Makna yang tersirat. Ibarat orang yang ikut ujian, kami harus belajar untuk mempersiapkan diri lalu menyelesaikan persoalan selama dalam perjalanan, menikmati serta menciptakan hal-hal menarik yang kami inginkan. Kami punya kebebasan memilih tempat yang akan dikunjungi, berapa lama di sana, apa yang akan dimakan, bagaimana kami ingin menghabiskan waktu dan sebagainya. Apalagi Pak Indra suka foto, jadi santai, tidak dikejar waktu. Bisa menunggu waktu yang pas untuk mendapatkan foto yang cantik. Selain itu, kami punya banyak kesempatan bertemu dengan orang-orang lokal, bercengkerama dan mempelajari budaya mereka. Selalu ada tempat-tempat unik yang tak terduga yang bisa kami temukan, terutama jika ke Eropa. Tempat-tempat yang hanya diketahui oleh penduduk lokal. Sungguh menarik dan menyenangkan! Ketika semua selesai, kami merasa puas dan memiliki banyak pengalaman baru. Seperti juga yang ingin saya ceritakan dalam artikel kali ini: pengalaman kami selama liburan sebulan lebih ke Spanyol, Portugal dan Morocco. Kami tidak hanya berlibur tetapi mengalami pengalaman baru bersama Tuhan. Apa itu?

 

Pengalaman pertama, Dari airport kami naik bus ke Maria Zambrano, stasiun utama kereta api di Malaga. Dari sana kami harus pindah bus lain ke menuju Calle Marques de Larrios, shopping district di mana hotel kami berada. Puji Tuhan kami bertemu dengan pelajar Korea yang kebetulan tinggal di dekat hotel kami.  Maka kami pun berjalan bersama menuju ke hotel. Kami memilih hotel tepat di tengah kota, walking street tempat shopping dan orang-orang berjalan-jalan. Mobil dilarang lewat. Tidak lupa pelajar Korea ini menyarankan kami untuk menikmati Korean Resto yang tidak jauh dari hotel. Saat  sedang asyik melihat google maps di HP pelajar tersebut, saya membuka handbag, mengambil HP untuk memotret map yang ditunjukkan. Supaya tidak lupa dan cepat. Saya lupa menutup handbag dan membiarkannya terbuka. Tidak lama kemudian, saya merasa ada yang menyentuh pinggang saya maka spontan saya berteriak dan melihat… Ternyata seorang ibu Spanyol setengah baya, dia membuka tas nya dan menunjukkan tidak ada barang saya di tasnya.

 

Pada saat itu Pak Indra cepat bereaksi. Dia melihat seorang pemuda berkaos hijau berjalan cepat menjauh. Pemuda itu pura-pura sibuk menelpon. Tetapi Pak Indra sempat melihat pemuda itu memasukkan sesuatu ke perutnya. Pak Indra langsung mengejarnya. Sang pemuda berpura-pura kaget dan membuka tangannya menunjukkan bahwa dia tidak memegang apa-apa. Pak Indra langsung memerintahkan pemuda itu untuk membuka kaos di perutnya sambil berteriak keras, “OPEN!”. Akhirnya pemuda itu mengambil dompet saya di perutnya sambil berucap, “Oke… Oke…” , menyerahkan dompet itu pada Pak Indra dan cepat-cepat pergi. Ketika Pak Indra datang, ibu tadi sudah menghilang sementara saya sedang sibuk memeriksa barang apa yang hilang dari handbag. Sungguh pengalaman yang menegangkan. Kami selamat dari pencopet. Tuhan baik. Pak Indra dibimbing, diberi hikmat dan kami dilindungi-Nya. Puji Tuhan!

*****

Pengalaman ke dua, beberapa hari kemudian, saat kami tiba di stasiun kereta api kota Ronda-kota yang dinobatkan oleh penulis besar Ernest Hemingway sebagai kota yang paling romantis di Spanyol- hujan masih turun rintik-rintik. Kota kecil di pegunungan, saat hujan jarang taxi lewat. Tidak kelihatan bus atau transportasi lainnya. Saya mencoba bertanya pada gadis yang tadi duduk di seberang kursi di kereta api, dengan transportasi apa untuk ke kota? Gadis ini dijemput oleh seorang wanita dan pria. Yang membingungkan mereka menjawab dalam Bahasa Spanyol. Lalu memberi tanda agar kami mengikuti mereka. Ternyata rumahnya di dekat stasiun. Wanita penjemput tadi memberi tanda agar kopor kami dinaikkan mobilnya. Saya berpikir, mungkin dia akan pergi ke arah yang sama dengan hotel kami jadi kami diberi tumpangan. Kami pun duduk di kursi belakang. Tetapi wanita penjemput tadi memberi tanda agar suami saya duduk di kursi depan. Ternyata hanya kami bertiga yang pergi dengan mobil. Suami wanita itu dengan saya dan Pak Indra duduk di depan. Saya duduk di belakang. Wanita itu melambaikan tangannya. Mobil melaju melewati jalan-jalan kota yang asri. Di depan hotel, mobil berhenti. Kami memberi tanda, berapa biaya yang harus kami bayar? Pria tadi memberi tanda tidak usah membayar. “Wow… Gracias…”, ujar kami dengan penuh sukacita dan syukur. Tuhan mengirim ‘malaikat’ untuk menolong kami. Puji Tuhan!

*****

Setelah asyik berlibur ke Benagil Cave, salah satu gua terunik di dunia, kami menginap di kota Albufeira. (Kisah ke Benagil Cave akan segera bisa dibaca di www.yennyindra.com). Kami merencanakan untuk mampir ke kota Evora, di mana salah satu gereja yang dihiasi tulang serta tengkorak manusia berada, lalu menuju Lisbon, ibukota Portugal. Semua tiket Kereta api sudah kami beli sebelumnya dari Indonesia, tetapi tiket bus tidak. karena kami belum bisa memastikan akan ke Lisbon dengan bus atau mobil. Jadi akhirnya kami harus membeli tiket bus di Albufeira. Perjalanan yang cukup jauh dan jumlah bus tidak terlalu banyak. Perlu kepastian besok sesuai jadwal tiba di Lisbon. Kami kesulitan mencari tempat pembelian tiket bus. Meski saat itu kami menyewa mobil, tetapi jalan di Albufeira yang berbukit-bukit dan banyak jalan-jalan melalui gang-gang kecil cukup menyulitkan. Apalagi tanpa ada alamat yang pasti. Hanya diberi perkiraan tempatnya. Kami salah tempat. Saat itu ada seorang gadis muda keluar dari gedung perkantoran, saya menunjukkan peta dan menanyakan tempat yang dimaksud. Gadis itu pun tidak tahu. Tetapi dia meminta saya menunggu sebentar, sementara dia masuk kembali ke dalam kantornya mencarikan informasi. Setelah keluar, gadis itu meminta mobil kami mengikuti mobilnya. Dia mengantar kami ke tempat penjualan tiket bus. Wow…. Terima kasih Tuhan!

*****

Pengalaman selanjutnya, dari Lisbon, ibukota Portugal, ke ibukota Spanyol: Madrid, kami memilih Trenhotel alias hotel dalam kereta api. Pengalaman pertama! Kami ingin mencoba sesuatu yang baru. Malam itu tanggal 2 juni kami segera menunggu Trenhotel datang dengan antusias. Begitu Trenhotel tiba, kami mencari kamar yang dimaksud, tetapi tidak ada yang sesuai nomornya. Saya menunjukkan tiketnya ke petugas, ternyata tiket saya untuk tanggal 3 Juni. Apa yang harus kami lakukan?

 

Semula kami memang akan ke Madrid tanggal 3 Juni tetapi karena ada kursus yang diambil Michelle saat liburan jadi kami harus pulang lebih awal. Saya lupa mengganti tanggal Trenhotel! Biasa saya yang menyiapkan booking, acara dan rute perjalanan, tentu dengan pertimbangan Pak Indra,  tetapi eksekusi saat di lapangan Pak Indra yang lebih jago dan kreatif. Dia sahabat yang baik, sama sekali tidak mengomel atau menyalahkan kelalaian saya. Pak Indra mengajak kembali ke hotel  sebelumnya. Sudah pukul 21.30, apakah masih ada kamar? Saya tidak tahu lagi bagaimana mencari hotel baru apalagi dengan membawa kopor-kopor besar.

Hotel kami, Beautique Hotel Figuera sangat strategis di kota Lisbon. Menghadap Figuera Square.  Tempat pemberhentian tram lama dan tram baru tepat di depan pintu hotel sehingga memudahkan kami ke Alfama district kota lama di bukit tempat castle dan berbagai cathedral berada dengan tram lama yang fenomenal,  menjadi ciri khas kota lisbon. Foto tram lama terpampang cantik dalam kartupos. Sementara tram baru membawa ke bagian-bagian penting kota Lisbon lainnya. Di depan Figuera Square, terbentang luas beberapa blok shopping district hingga Commercio Square yang menghadap laut di sisi lainnya. Di kawasan itu, berjajar toko-toko, resto, coffeeshops  khusus untuk pejalan kaki. Pusat keramaian utama dan acara-acara  di kota Lisbon ada di sana.

Begitu taxi berhenti di depan Hotel Figuera, saya bergegas masuk untuk mencari kamar. Sementara Pak Indra menunggu di taxi dengan koper-kopernya. Bellboy yang tadi mengantar kami check-out terheran-heran, mengira ada barang yang ketinggalan. “Sebentar… Saya lihat dulu,” kata petugas resepsionis setelah mendengar kisahnya, “Hanya tersisa 1 kamar terbesar, tetapi tidak apa-apa, saya beri dengan harga termurah, single room” ujar resepsionis dengan senyum manis.  Thank you Lord! Mujijat lagi.

Masalah berikutnya, kami harus check-in di Hotel Preciados, Madrid, mulai tanggal 3 juni untuk 2 malam. Sedangkan kami baru tiba di Madrid tanggal 4 Juni pukul 08:00. Perjanjian dengan booking.com, langganan kami jika memesan hotel, kalau dibatalkan 24 jam sebelumnya, kami harus kena charge 1 malam. Saya minta tolong resepsionis Hotel Figuera menelpon ke Hotel Preciados di Madrid. Dengan Bahasa Spanyol komunikasi lebih mudah. “Peraturan booking.com begitu. Biasanya tidak bisa diubah karena menyangkut pihak Hotel Preciados dengan pihak ke tiga: booking.com“, demikian resepsionis Hotel Figuera menjelaskan.

“Tolonglah telpon ke Madrid, malam ini masih tanggal 2 juni, siapa tahu mereka bisa menjual kamarnya ke customer lain. Paling tidak saya tidak kena denda full charge,” saya membujuk penuh harap. Selesai menelpon, resepsionis Hotel Figuera menjelaskan bahwa Hotel Preciados di Madrid bersedia membatalkan pesanan saya untuk tanggal 3 juni, disetujui oleh Mr. Daniel. Free of charge! Meski pun biasanya dia  tidak pernah melakukannya.Mujijat! Termasuk biaya telpon dari Spanyol ke Madrid juga free.

Tidak berarti semua mulus, tetapi Tuhan selalu menyiapkan solusi yang terbaik! Lebih baik daripada apa yang bisa kita pikirkan. Tidak ada ruginya mencoba, siapa tahu? Ternyata mujijat terjadi. Kami punya kesempatan sehari lagi untuk mengeksplorasi kota Lisbon dan tentu saja shopping…

 

Keesokan malamnya, kembali kami ke stasiun untuk naik Trenhotel. Antusias! Sesuatu yang baru selalu menggairahkan. Berangkat tidur di Lisbon dan bangun pagi di Madrid. Perjalanan cukup panjang. Berangkat dari Lisbon pukul 9 malam dan tiba di Madrid pukul 8 pagi. Tentu menarik dan menyenangkan! Apalagi Trenhotel benar-benar kamar hotel, dengan tempat tidur termasuk kamar mandi dengan shower, closet dan washtafel dalam kamar. Disediakan semua peralatan mandi, air mineral hingga slippers seperti hotel bintang 4. Ada kamar untuk satu, dua atau empat orang. Saat kami akan mengajukan visa Eropa, Trenhotel untuk sekamar dua orang masih ada. Tetapi saat visa sudah keluar, kamar tersebut sudah habis. Hanya 3-4 gerbong yang ada kamar-kamarnya. Selebihnya, gerbong dengan kursi-kursi penumpang biasa. Kami terpaksa mengambil 2 kamar single yang berdekatan. Semua berjalan lancar. Kereta api malam yang cantik, bersih dan perjalanan yang lancar. Kamar kami dekat resto sehingga sebelum tidur kami bisa menikmati snack dan dinner yang nikmat dengan berbagai pilihan menu makanan di sana. Tidur lelap dan bangun pagi dengan semangat untuk mengeksplorasi kota Madrid yang terkenal.

Kami pun turun dari kereta api dengan taxi menuju hotel. Ketika sedang antri untuk check-in, Pak Indra menanyakan password wifi lalu mencari HP-nya. Dia baru sadar, HP diletakkan di samping tempat tidur di kamar Trenhotel. Tentunya saat ini kereta api sudah menuju ke kota lain. Bagaimana ini? Apa pun hasilnya, kami harus mencoba mencari lagi ke stasiun. Hati kami galau dan cemas. Banyak data-data penting, foto-foto dan video-video liburan di dalamnya. Kuatir dan kecewa! Kami segera memanggil taxi. Di kantor stasiun utama Madrid, kami menceritakan apa yang terjadi. Dengan harapan, setidaknya petugas bersedia menghubungi kereta tadi untuk mencari di kamar Pak Indra. Petugas menanyakan dengan detil merk dan warna HP Pak Indra. Tidak lama kemudian, petugas mengeluarkan amplop putih dari sebuah almari di samping mejanya dan membukanya. Ternyata HP Pak Indra! Sambil menjelaskan bahwa petugas kebersihan menemukannya tadi pagi. Oh… Puji Tuhan! Setelah menanda-tangani beberapa surat, menunjukkan bukti melalui foto-foto dalam telepon seluler bahwa betul telepon  itu milik kami, HP dikembalikan. Senangnya!

*****

Pada tanggal 5 juni anak-anak kami: Christian, Nicholas dan Michelle tiba di Barcelona. Hanya Elisa, putri sulung kami yang tidak bisa ikut karena sibuk dengan pekerjaannya. Kami janjian bertemu di hotel karena anak-anak tiba lebih dulu. Kereta api kami dari Madrid tiba malam hari. Saat bertemu, mereka menceritakan pengalamannya. Siang tadi, mereka makan di resto dekat hotel. Chris sedang memilih dan memesan makanan di counter sementara Nicholas dan Michelle menunggu. Tidak lama kemudian, Nicholas berdiri mendekati Christian untuk meminta pesanan tambahan. Masuklah seorang pria muda membawa brosur yang dibuka di hadapan Michelle, menawarkan sesuatu dengan Bahasa Spanyol. Michelle menjelaskan dengan Bahasa Inggris bahwa dia tidak bisa berbahasa Spanyol. Lalu pria muda itu berjalan keluar. Michelle sadar, Iphone Christian di meja sudah hilang. Rupanya brosur dibuka untuk menutupi tangannya yang mengambil Iphone Christian. Di seberang meja ada seorang ibu Spanyol yang marah-marah berteriak dengan Bahasa Spanyol. Tidak lama kemudian, pria muda itu berbalik dan meletakkan kembali Iphone Christian di meja lalu pergi begitu saja dengan santainya. Michelle segera memberi tanda dan mengucapkan terima kasih berulang kali pada sang ibu yang sudah menolongnya. Oh….Puji Tuhan! Perlindungan Tuhan selalu tersedia.

*****

Montserrat adalah tempat terakhir yang akan kami kunjungi. Gereja  cantik di perut gunung yang menjulang tinggi menjadi tujuan wisata jutaan turis dari seluruh dunia setiap tahunnya. Keindahannya benar-benar memukau. Setelah naik kereta api biasa dari Placa de Espanya, Barcelona, hingga ke Montrosol de Monserrat, kami berganti menaiki furnicular– kereta api yang berjalan di atas rel bergigi satu buah untuk mendaki gunung. Tiba di atas, kami terpesona menikmati keindahan gunung dan monastery yang indah. Udara yang sejuk meski di musim panas. Kami dengan antusias mengabadikan gambar tempat-tempat yang indah. Tepat pukul 1 siang ada paduan suara pelajar laki-laki yang terkenal. Merdu bergema di gereja, menambah keanggunannya nan memukau. Setelah puas, kami naik lagi dengan furnicular Sant Joan menuju Puncak gunung yang lebih tinggi untuk menikmati keindahan alam dan cantiknya kota barcelona dan monastery dari atas.  Serasa melayang di atas awan. Sungguh kecantikan yang tak terlukiskan! Ciptaan Tuhan senantiasa memukau.

Ketika sedang antri akan turun dengan furnicular Sant Joan kembali ke monastery, Pak Indra sibuk mengabadikan cantiknya furnicular yang sedang mendaki gunung dengan latar belakang gereja dan  gunung yang menjulang dengan gagahnya, baik dengan HP mau pun tustelnya. Dalam perjalanan furnicular mendekati monastery, Pak Indra sadar, HP-nya tidak ada. “Tuhan sudah mengingatkan ketika HP ketinggalan di kereta api, koq sekarang bisa ketinggalan lagi…”, ujarnya dengan menyesal. Kami mencoba mengingat-ingat kira-kira ketinggalan di mana. Apakah di kursi taman atau di ruang tunggu furnicular? Hati saya galau. Saya ingin sekali ke Colonia Guell, di mana The Crypt-karya arsitek terkenal dunia, Antoni Gaudi, berada. Ini hari terakhir kami sebelum pulang ke Indonesia. Mencari HP pasti menghabiskan waktu. “Tuhan, tolong…”, doa dalam hati saya. Begitu furnicular berhenti, segera kami menemui sopirnya: seorang wanita cantik. Saya bertanya apa yang harus dilakukan karena HP suami saya ketinggalan di atas? Wanita itu langsung mengangkat tangannya: “Apakah ini?”. HP Pak Indra di tangannya. Tuhan, Engkau sungguh baik dan luar biasa! Wanita itu menceritakan bahwa ada seseorang yang menemukannya lalu menyerahkan kepadanya. Kami tetap bisa ke Colonia Guell menikmati karya Gaudi yang spektakuler: The Crypt. Tuhan tidak pernah terlambat.

 *****

Dari berbagai pengalaman yang mendebarkan selama sebulan terakhir, sungguh nyata kelihatan bagaimana perlindungan dan penyertaan Tuhan. Tidak pernah ada doa yang sia-sia! Di negara di mana pencopet berkeliaran di mana-mana, Tuhan mengirimkan orang-orang baik, “malaikat-malaikat”Nya untuk menolong dan melindungi. Seorang sahabat, berkali-kali mengingatkan dalam bbm-nya: “Saya melihat penyertaan Tuhan yang luar biasa terhadap keluarga Yenny”.  Memang benar! Tuhan sangat baik. Perlindungannya sempurna.

Setiap kali selesai liburan, selalu ada pengalaman-pengalaman penyertaan-Nya yang luar biasa. Mujijat-mujijat yang terjadi. Liburan hanyalah gambaran penjagaan Tuhan dalam lingkup yang kecil, periode yang pendek dengan segudang kebaikan-Nya. Kita bisa merencanakan segala sesuatu dengan sebaik mungkin tetapi ada hal-hal yang tak terduga bisa terjadi setiap saat. Hebatnya, Tuhan selalu bisa diandalkan, bahkan untuk hal-hal yang tak terduga! Termasuk kelalaian kita. Pertolongan-Nya selalu tersedia. Betapa melegakan!

Jika Tuhan terbukti bisa diandalkan saat liburan, Tuhan pasti bisa diandalkan dalam seluruh kehidupan kita di dunia ini. Mengapa harus kuatir? Tuhan itu handal dan bisa dipercaya!

 

Catatan:

Secara bertahap, saya akan menuliskan pengalaman perjalanan liburan kami. Saya berharap tulisan-tulisan liburan ini bisa membantu dan menginspirasi teman-teman yang akan berlibur ke sana. Selamat membaca dan menikmati!

Moldiv_1434699787878

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Ronda: The Most Romantic Place in Spain
Hikmat Pengalaman Ke Ujung Dunia Di Kutub Utara.
Montparnasse Tower & The Basilica of the Sacred Heart of Paris.

Leave Your Comment