Articles, Christianity

IMAN ANAK KECIL

Pada suatu ketika datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka.  lalu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.” (Matius 18:1-5)

Menarik sekali! Apa yang membuat anak kecil ini berkenan kepada Yesus? Kepolosannya! Seorang anak kecil mempunyai iman yang polos. Anak kecil cenderung mempercayai apa saja yang dikatakan orang yang lebih dewasa kepadanya, terutama apa yang dikatakan orangtuanya. Seorang anak kecil yang berusia sekitar 3 atau 4 tahun saat meminta sesuatu, dia tidak pernah meragukan bahwa ayahnya tidak bisa memenuhi permintaannya. Bahkan anak kecil percaya, ayahnya orang yang serba bisa, paling kuat dan paling kaya di dunia! Selain itu anak kecil tidak pernah mempedulikan bagaimana cara ayahnya memenuhi kebutuhannya. Satu hal yang dia tahu: ayahnya pasti mampu memenuhinya. Dia bisa memperolehnya tanpa syarat, hanya karena dia tahu dia anak ayahnya.

.

Seiring bertambah dewasanya seorang anak, dia mulai belajar untuk meragukan apa yang dimintanya pada ayahnya. Dia mulai menggunakan logikanya, bagaimana cara ayahnya memenuhi kebutuhannya? Jika dalam logikanya tidak masuk akal, maka dia tidak percaya. Dia mulai berpikir, jika saya tidak melakukan ini maka saya tidak akan memperoleh apa yang saya minta. Semakin dewasa seseorang dan semakin pandai, semakin sulit dia mempercayai ada hal-hal yang bisa diperoleh dengan mudah dan bahkan gratis. Itulah sebabnya, dengan makin majunya peradaban manusia, semakin sulit kebanyakan orang menerima keselamatan sepenuh hati karena tidak percaya bahwa ada keselamatan yang begitu dahsyat yang bisa diperoleh dengan gratis. Kita pun sulit menerima bahwa ada kalanya kita menerima berkatNya tanpa melakukan apa-apa.

.

Jika kita mengamati mujijat-mujijat dalam Alkitab maka kita bisa melihat bahwa mereka yang  menerima mujijat adalah orang-orang percaya yang memiliki iman polos seperti seorang anak kecil. Perwira yang hambanya disembuhkan percaya bahwa jika Yesus mengucapkan sepatah kata saja maka hambanya akan sembuh. Bayangkan tanpa minta bertemu, dijamah atau didoakan.

.

Dengan cara yang sama, wanita yang pendarahan dua belas tahun percaya kalau dia menjamah saja jumbai jubah Yesus maka dia akan sembuh. Bartimeus si pengemis buta, tidak peduli dimarahi orang-orang di sekitarnya, pokoknya dia berteriak-teriak minta disembuhkan Yesus. Persis seperti anak kecil yang bergeming minta mainan yang diinginkannya. Bukankah apa yang mereka lakukan betul-betul tindakan khas seorang anak kecil? Mereka percaya dengan kepolosannya-tanpa ada keraguan.

Kita bandingkan dengan keadaan kita saat ini. Kita memiliki Alkitab yang mencatat mujijat-mujijat yang Yesus lakukan sedangkan pada saat Yesus melakukan mujijat, mereka hanya memiliki kitab taurat. Kesaksian dan mujijat yang menjadi referensi kita jauh lebih lengkap, tidak hanya perjanjian lama namun dilengkapi dengan perjanjian baru. Si perwira, wanita yang pendarahan dan Bartimeus percaya dengan mujijat di kitab taurat namun kita seringkali meragukan bahwa mujijat masih berlaku untuk jaman modern ini.

.

Tidak berarti memiliki iman yang polos lalu kita tidak melakukan apa-apa namun hendaknya kita seperti orang-orang tersebut yang memiliki iman yang percaya sepenuh hati seperti anak kecil. Lalu kita terus menggali kebenaran Firman Tuhan, memperkatakannya dengan sikap hati yang percaya dan sepenuh hati mengharapkan mujijatNya terjadi dalam kehidupan kita. Dengan sikap seperti ini, kita dapat berpikir jernih serta peka saat Tuhan memberi petunjuk jika ada sesuatu yang harus kita lakukan. Kadang-kadang ada saat dimana kita tidak dapat melakukan apa-apa untuk menyelesaikan permasalahan kita. Tuhan ingin kita berdiam diri menantikanNya dengan percaya. Ketika tiba waktunya maka mujijat dan jawaban doa kita datang tanpa terduga.

.

Doa adalah sebuah revolusi yang tidak kelihatan. Semuanya kelihatan begitu tenang, seolah-olah tidak ada yang terjadi namun tiba-tiba…. Menyerang. Demikian ditulis oleh Bruce Wilkinson.

Tiba-tiba doa terjawab!

.

.

Satu hal lagi yang ditekankan Tuhan tentang anak kecil yaitu rela merendahkan diri. Anak kecil bergantung sepenuhnya kepada orangtuanya. Dia mengungkapkan segala keinginan dan kebutuhannya tanpa malu. Dia merasa satu-satunya jalan untuk memperoleh apa yang dimintanya yaitu melalui orangtuanya.

Saat kita semakin dewasa, kita cenderung bergantung kepada kekuatan kita sendiri. Atau dengan cara mengharapkan orang lain yang menurut logika kita dapat memenuhi kebutuhan kita. Meskipun kita berdoa namun kita lebih suka melakukan sesuai cara kita sendiri. Bisa saja kita bergantung pada bank atau bos kita saat mengalami krisis keuangan. Bergantung kepada dokter dan obat-obatan sebelum berdoa kepada Tuhan. Kita tidak sungguh-sungguh bergantung kepadaNYA.

.

Seorang bijak berkata, berdoalah seolah-olah semua bergantung kepada Allah dan bekerjalah seolah-olah semua bergantung kepada kita.

Tuhan mau kita betul-betul mencari arahanNya dengan sepenuh hati lalu kita melakukan arahanNya sekuat tenaga kita dengan cara yang terbaik. Jika memang Tuhan ingin menyembuhkan penyakit kita melalui tangan dokter, itu bisa saja, karena ilmu pengetahuan memang diijinkan Tuhan untuk membuat manusia semakin maju. Namun penting sebelum kita memilih dokternya, kita pertama-tama datang kepada Tuhan untuk meminta petunjukNya, dokter mana yang dipilih oleh Tuhan. Harapan kesembuhan kita tetap kepada Tuhan. Sikap hati kita yang membedakannya.

Apakah ini mudah? Tentu tidak. Bahkan saya sendiri seringkali memilih dokter dulu baru berdoa. Namun insight yang Tuhan berikan ini menyadarkan saya bahwa sudah waktunya saya belajar untuk sungguh-sungguh mendahulukan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan saya. Bagaimana dengan anda?

Mari kita sama-sama belajar untuk hidup lebih berkenan dan menyukakan hati Tuhan.

.

“Faith makes all things possible…. love makes all things easy.”

Iman membuat segala sesuatu mungkin….

Kasih membuat segala sesuatu menjadi mudah.
Oscar Wilde Quotes

.

“Faith isn’t faith until it’s all you’re holding on to”

Iman bukanlah iman hingga itu menjadi satu-satunya tempat kita bergantung
William James

.

OLEH: YennyIndra

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
DECISION & DESTINY
In Every Bad Experience…..
“Love From A Distance? Kadang Perlu!”

Leave Your Comment