Self Motivation, Seruput Kopi Cantik

Mengapa Perlu Berdoa? Padahal Itu Kehendak Tuhan!

Seruput Kopi Cantik

Yenny Indra

Mengapa Perlu Berdoa? Padahal Itu Kehendak Tuhan!

“Tuhan kan Mahatahu, buat apa saya harus berdoa? Katanya Tuhan mengasihiku dan kesembuhan itu kehendak Tuhan?,” komentar seorang teman.

Pertanyaan yang sama dulu kerap membuat saya bingung juga. Lalu saya belajar dari guru saya, Greg Mohr.

Semua orang diselamatkan, itu kehendak Tuhan.

Semua orang disembuhkan, itu juga kehendak Tuhan.

Semua orang diberkati, sama juga, itu kehendak Tuhan.

Tetapi buktinya, tidak semua orang selamat, disembuhkan dan diberkati.

Why?

Karena kehendak Tuhan tidak terjadi secara otomatis!

Ada bagian yang harus dikerjakan oleh manusia.

Nach inilah istimewanya kedudukan manusia ciptaan Tuhan.

Ketika Tuhan hendak menghancurkan Sodom dan Gomora, Tuhan merasa perlu sharing dengan Abraham, sahabat-Nya.

Bahkan Abraham boleh menawar, kalau ada 50 orang benar, jangan dihancurkan ya…

Dan Tuhan mengiyakan.

Terus menerus ditawar, sampai akhirnya Abraham menawar, kalau ada 10 orang benar, agar jangan dihancurkan. Tuhan pun setuju.

Ternyata 10 pun ga ada.

Sodom dan Gomora dihancurkan. Terlalu banyak dosa.

Tuhan bekerjasama dengan manusia, agar kita mendoakan, mendeklarasikan serta menubuatkan apa yang menjadi kehendak-Nya sehinga dengan demikian, kehendak Allah terjadi di dunia ini.

Saya baru paham, inilah sebabnya kita perlu berdoa syafaat untuk keamanan dan kesejahteraan kota atau negara di mana kita tinggal. Mendoakan para pemimpin agar hikmat Tuhan senantiasa menyertai mereka, sehingga negara dan kota tempat kita berada menjadi baik dan makmur.

Dengan alasan yang sama, kita seharusnya mendoakan pemimpin perusahaan, pemimpin tempat di mana kita beribadah, mendoakan suami, anak-anak dll.

Supaya kehendak Tuhan terjadi dalam hidup mereka.

Yang sering terjadi, bukannya mendoakan tetapi kita sibuk mengkritik, menyalahkan dan bergossip mengungkapkan ketidakpuasan kita terhadap para pemimpin.

Entah di pemerintahan, di kantor, di keluarga dsb.

Yang kita lupa, setiap perkataan yang kita lontarkan itu adalah benih.

Dan tidak ada yang gratis.

Setiap benih akan tumbuh, berkembang serta berbuah sesuai jenisnya.

Kalau benih yang kita tabur itu benih negatif, jangan heran kalau hidup kita jadi amburadul. Lingkungan sekitar kita jadi berantakan.

Banyak yang protes, merasa tidak puas, tapi lupa bahwa dia sedang menuai apa yang ditaburnya.

Suatu ketika saya dan teman-teman sedang mendiskusikan sebuah peristiwa yang betul -betul gak adil. Mbocengli, kata orang chinese.

Menggemaskan pokoknya…

Ada seorang teman yang menunjukkan apa yang ditulis oleh orang yang mbocengli itu.

Ketika saya hendak membacanya, Puji mengingatkan,

“Jangan dibaca kak… Itu benih negatif lho… Buahnya pasti tidak baik.”

Wow… Benar juga. Padahal selama ini berita gossip seperti itu, sangat mengasyikkan untuk dibaca. Tidak heran hampir separuh berita di sosmed berupa hoax. Tidak benar tapi disukai, laris banyak pembacanya.

Saya pun belajar.

Thanks Puji!

Ingin hidup diberkati, bisnis sukses, hidup penuh sukacita dan damai sejahtera?

Mari kita berdoa, deklarasikan janji Tuhan, menubuatkannya dan jaga baik-baik apa yang kita lihat, dengar, baca serta ucapkan. Pastikan semuanya selaras dengan apa yang kita harapkan. Semua itu benih, yang akan berbuah sesuai jenisnya.

Kita menanam biji mangga pasti buahnya mangga, bukan durian.

Setuju?

If we present any request agreeable to his will, he will hear us.

Jika kita meminta sesuatu menurut kehendak-Nya, Tuhan mendengarkan kita.

YennyIndra

TANGKI AIR *ANTI VIRUS* & PIPA PVC

MPOIN PLUS & PIPAKU

PRODUK TERBAIK

PEDULI KESEHATAN

 

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita…
Mengutuki Diri Sendiri? Mana Mungkin? Ternyata Banyak Orang Yang Melakukannya!
Bisakah Sabar Dipelajari?