Articles, Christianity

“Kematian karena Stres.”

Kematian karena Stres.”

Jika saya harus memilih kata modern untuk menggambarkan kondisi manusia yang terpisah dari Tuhan, saya mungkin akan memilih kata “stres.”

Banyak yang percaya bahwa stres adalah penyebab utama sakit penyakit dan saya cenderung setuju.
Begitu kita memahami berbagai segi stres, jelaslah terlihat, ternyata sebagian besar dari kita menjalani kehidupan yang dipenuhi stres dan menderita akibatnya.

Pertimbangkan stres karena hal-hal berikut.

1. Stres merasa bersalah.
2. Stres ditolak.
3. Stres dilecehkan.
4. Stres keuangan.
5. Stres perceraian.
6. Stres pernikahan.
7. Stres sebagai orangtua.
8. Stres politik.
9. Stres keresahan sosial.
10. Stres diet yang buruk.
11. Stres karena pilihan gaya hidup yang buruk.
12. Stres karena tersinggung, kepahitan dan marah.
13. Stres dihantui rasa takut.
14. Stres karena gagal.
15. Tekanan pelayanan.

Seperti yang bisa kita bayangkan, daftar itu bisa berlanjut terus dan terus.

Setiap bidang kehidupan kita yang terlepas dari kehidupan-Nya tunduk pada tekanan,
atau sebagaimana Alkitab menyebutnya,
“hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.”
(2 Petrus. 1:4 TB).

Nafsu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan kita sendiri, secara terpisah dari Tuhan.

Yesus ingin agar kita menikmati hidup yang berkelimpahan, tetapi hidup itu tidak dapat dijalani dengan cara kita sendiri. Kita harus menarik dari kehidupan-Nya.

Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Yohanes 15:5 (TB)

Ada perbedaan antara menghasilkan buah (berbuah) dengan mengerjakan pekerjaan yang menghasilkan.

^Buah datang dengan damai yang datang dari dalam.
^Sementara pekerjaan biasanya dihasilkan oleh stres dan dirancang untuk membuktikan kemampuan diri sendiri, membela diri, atau melindungi diri sendiri.

Buah kehidupan yang berkelimpahan tidak akan pernah tumbuh di tanah stres.

Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
Yohanes 14:27 (TB)

Yesus mewariskan damai sejahtera-Nya bagi kita. Itu bukan kedamaian ala dunia. Dunia tidak memiliki kedamaian sejati untuk diberikan. Jika kita berharap kepada dunia untuk memperoleh ketenangan dan kedamaian, maka kita akan gagal. Kesehatan kita pun akan gagal, baik secara fisik, mental mau pun emosional.

“Janganlah gelisah hatimu.”
Ini adalah perintah! Hanya kita yang bisa melakukannya.

“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.”
Amsal 4:23 (TB)

Stres adalah pilihan.
Damai adalah pilihan. Kematian karena stres bisa melelahkan dan panjang, bisa juga cepat dan tidak terduga.
Satu-satunya jawaban adalah tinggal di dalam Dia.
Hanya Tuhan yang memiliki kehidupan sejati.
Kita bisa hidup melampaui tekanan dunia dan menjadi sumber pengharapan bagi orang lain.
Itu pilihan kita!

[Repost ; “Death by Stress”, – Barry Bennett, diterjemahkan oleh Yenny Indra]

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
Rahasia Doa Paulus & Kelimpahan Dalam Setiap Aspek Hidup Kita!
Bagaimana dengan Seksualitas dan Identitas Diri?
“Love From A Distance? Kadang Perlu!”