Articles, Relationship

RESTORATION

.

Hidup adalah perjalanan panjang antara kesuksesan dan kegagalan, tindakan yang benar dan yang salah, pengalaman manis maupun yang pahit. Dalam perjalanan mengarungi kehidupan selalu ada saat-saat yang kita sesali:kerugian karena salah mengambil keputusan, kata-kata atau tindakan yang salah hingga melukai orang-orang yang kita cintai padahal sesungguhnya kita tidak bermaksud demikian.

.

Kerapkali hal-hal seperti ini membebani hati kita dan menimbulkan penyesalan yang berkepanjangan; yang jarang kita utarakan, tertutup rapat di dalam pikiran bawah sadar kita. Seandainya saja…saya memutuskan begini, tentu saya tidak sampai tertipu. Seandainya saja… saya tidak emosi, tentunya kata-kata kasar itu tidak terucap, demikian seringkali kita berpikir. Hal-hal semacam ini jika tidak dibereskan bisa menimbulkan penyakit. Masalahnya: bagaimana caranya?

.

.

Hal yang menarik, Tuhan senantiasa memberikan kesempatan ke dua atau second chance!

“Aku akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang pindahan, belalang pelompat, belalang pelahap dan belalang pengerip, tentara-Ku yang besar yang Kukirim ke antara kamu. Maka kamu akan makan banyak-banyak dan menjadi kenyang, dan kamu akan memuji-muji nama TUHAN, Allahmu, yang telah memperlakukan kamu dengan ajaib; dan umat-Ku tidak akan menjadi malu lagi untuk selama-lamanya”.

Tuhan berjanji untuk mengembalikan tahun-tahun yang telah kita sia-siakan baik oleh kesalahan kita maupun karena kesalahan orang lain yang menimbulkan kerugian bagi kita. Tuhan akan memulihkan keadaan kita dari kesalahan yang kita perbuat jika bersedia kembali kepadaNya dan berdoa meminta pemulihan. Bisnis kita akan dipulihkan, Tuhan akan mengganti kerugian kita dengan sumber berkat yang lain. Tuhan akan memulihkan hubungan yang retak dengan kasih yang baru asalkan kita bersedia belajar dan merendahkan diri, berani bersikap jujur mengakui kesalahan kita. Tuhan menyediakan restorasi dalam setiap sisi kehidupan kita. Menarik sekali bukan?

.

.
Kami mengirimkan Christian ke Australia saat Chris berusia dua belas tahun dan Elisa ke Australia saat berusia lima belas tahun. Mereka tinggal di dua kota yang berbeda. Bukan keputusan yang baik. Namun saat itu, kami merasa ini pilihan yang terbaik. Kami berusaha memberikan kesempatan kepada Chris untuk mengembangkan bakat golf, dan memberikan pendidikan yang terbaik bagi Chris maupun Elisa. Beberapa tahun lalu, ketika sharing dengan seorang teman, dia mengatakan, ”Kalau saya, tidak akan tega melepaskan anak semuda itu sendirian ke luar negeri.”

Saya sungguh merasa sangat bersalah dan merasa saya bukanlah ibu yang baik. Saat itu yang dapat saya lakukan hanyalah berdoa, mencurahkan ketakutan, kekuatiran dan mohon agar Tuhan mengadakan perbedaan karena ada seorang ibu yang berdoa untuk Chris dan Elisa.

.

.

Ketika mereka pulang setelah lulus sekolah, mula-mula ada sedikit kesulitan karena mereka terbiasa hidup sendiri di luar negeri. Namun dengan berjalannya waktu hubungan kami kian membaik, justru kami sering berdiskusi, saling membangun serta mendorong untuk belajar banyak hal-hal baru. Tuhan mengembalikan saat-saat yang hilang dulu dengan hubungan baru yang kami jalin saat ini.

.

Pada kesempatan tertentu, anak-anak bercerita bahwa sesungguhnya banyak juga anak-anak yang tidak beres sekolah maupun pergaulannya di Australia. “Itu tergantung anaknya,” kata mereka. Saya sungguh merasa bersyukur dan kagum atas kebaikan, kasih dan penyertaan Tuhan atas kehidupan anak-anak. Mereka pulang dengan hasil yang baik, bersemangat untuk bekerja dan belajar dari berbagai macam sumber. Semua ini hanyalah anugerah! Tuhan yang membentuk pribadi anak-anak sedemikian rupa walaupun mereka berada jauh dari orangtuanya saat mereka bertumbuh. Kita punya Allah yang menjawab doa! Bahkan jawaban doa yang jauh lebih baik, melebihi apa yang kita harapkan.

.

.

Bagaimana dengan kesalahan yang tak tergantikan?

Beberapa tahun lalu,seorang teman mengendarai mobil bersama ibunya dan terjadi kecelakaan fatal yang mengakibatkan kematian ibunya. Sungguh suatu kehilangan tak tergantikan, sehingga menimbulkan perasaan bersalah yang berkepanjangan. Sampai akhirnya Tuhan menjamah hatinya, memulihkan luka batinnya. Tuhan memberikan dia hati yang terbeban untuk melayani orang-orang jompo. Karena ingatannya pada ibunya, maka sekarang dia menjadi seorang yang sangat peduli dan penuh kasih kepada orang-orang tua sehingga dia mendirikan panti jompo.

.

Mungkin kita mengalami kegagalan bisnis? Jangan putus asa! Dalam setiap periode kehidupan, ada saat-saat kita jatuh ke bawah. Perbedaan orang yang sukses dan yang gagal ditentukan oleh reaksi kita saat berada di bawah, saat kita gagal. Jika kita mengasihani diri sendiri, tidak mau bangkit maka kita akan tetap disana dalam keadaan kalah.

Namun jika kita yakin akan janji Tuhan bahwa Dia akan memulihkan keadaan kita, bahkan membawa kita naik lebih tinggi, maka Tuhan akan melakukannya. Mujizat tersedia bagi kita asalkan kita mau percaya, bangkit, belajar dari pengalaman dan bekerja sama dengan Tuhan membangun masa depan yang lebih indah dan berkemenangan.

.

OLEH: YENNY INDRA

.

Photo:

http://www.goodlightscraps.com/life.php

http://freelance-in-suriname.blogspot.com/2012/08/twee-jaar-in-surinameenkele-gedachten.html

http://www.shawnanderica.com/

http://yourdailyblessing.com/when-the-impossible-meets-god/

http://peacebewithu.org/author/peacebewithu/page/19/

Yenny Indra Visit Website
Traveller, Family Growth Inspirator, Seruput Kopi Cantik YennyIndra, Co Founder of PIPAKU & MPOIN FB: Pipaku Mpoin www.mpoin.com FB: Yenny Indra www.yennyindra.com Email: yennyindra09@gmail.com
Related Posts
“Apa Yang Memotivasimu?”
Tersinggung, Apa Masalah Sesungguhnya?
“Pohon Yang Mana?”

Leave Your Comment